Wabah virus corona telah memaksa jutaan orang di dunia bekerja dari rumah. Bagi yang tidak membutuhkan banyak peralatan, selain hanya komputer dan koneksi internet yang bagus, kini mungkin bertanya: Perlukah kembali ke kantor? Bisakah bekerja dari tempat lain atau bahkan dari negara lain?
Bekerja jarak jauh sebetulnya sudah lama diadopsi digital nomad, seperti Edilson Osorio Jr., CEO sebuah perusahaan layanan uang digital di Brazil yang disebut OriginalMy, namun tinggal dan bekerja di Tallin, Estonia.
"Saya CEO jarak jauh perusahaan saya. Saat ini saya menangani segala sesuatunya jauh dari rumah, dari tim saya. Karena wabah Covid-19, seluruh tim saya, saat ini juga bekerja dari jarak jauh. Sungguh pengalaman yang sangat menarik. Ini membuktikan, siapa saja yang berkecimpung di bisnis digital bisa mengerjakan segala sesuatunya dari mana saja,” jelasnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Osorio telah berada di Tallin selama 18 bulan. Tidak seperti kebanyakan digital nomad, yang umumnya datang ke sebuah negara dengan berbekal visa turis namun kemudian bekerja secara ilegal. Osorio tidak melanggar undang-undang imigrasi. Ini berkat visa khusus yang diberikan kepadanya, yang berlaku selama setahun namun bisa diperpanjang.
Karoli Hindriks adalah pendiri Jobbatical, perusahaan yang membantu digital nomad bermigrasi ke berbagai penjuru dunia. Ia yang menggagaskan munculnya visa baru itu dan melobi para legislator di Estonia empat tahun lalu.
“Kami melihat semakin banyak orang yang bekerja sebagai digital nomad. Kebijakan imigrasi tidak mengakui keberadaan mereka. Untuk bekerja di sebuah negara, seseorang harus dipekerjakan oleh perusahaan setempat atau datang sebagai turis. Digital nomad umumnya datang dengan visa turis, dan mereka seharusnya tidak boleh bekerja. Namun, kenyataannya, mereka kan bekerja. Visa baru kini memungkinkan mereka bekerja di Estonia,” kata Hindriks.
Estonia terkenal luar biasa maju dengan layanan digital publiknya. Identitas penduduknya diwajibkan tercatat secara digital. Hampir segala sesuatunya bisa dilakukan secara digital, termasuk memberikan suara dalam pemilu atau mendapatkan resep dokter. Semua interaksi dengan pemerintah bisa dilakukan secara digital, kecuali pernikahan, perceraian dan transaksi jual beli rumah.
Warga asing di Estonia juga bisa memanfaatkan kemajuan digital negara itu dengan mendaftarkan diri sebagai e-resident atau warga asing pengguna jasa digital negara. Sudah lebih dari 70.000 orang dari 170 negara menjadi e-resident di Estonia.
Dengan visa baru, Estonia berharap bisa menarik perhatian para digital nomad berpenghasilan tinggi. Saat diperkenalkan beberapa bulan lalu, hanya lima warga negara asing yang memanfaatkan visa digital nomad. Mereka berasal dari AS, Kanada, Afrika Selatan dan Singapura. Osorio dari Brazil belakangan ikut memanfaatkan visa baru.
Pada tahun pertama visa itu diperkenalkan, pemerintah Estonia memperkirakan, akan ada sekitar 1.800 digital normal yang mengajukan aplikasi. [ab/uh]