Facebook mendapat kritik kuat menyusul laporan bahwa informasi dari 50 juta penggunanya dikumpulkan oleh sebuah perusahaan riset data pemilih. Para legislator menuntut jawaban mengenai hal ini dan nilai saham Facebook turun sekitar 35 miliar dolar. Berikut laporan wartawan VOA Michelle Quinn mengenai risiko yang dihadapi perusahaan tersebut.
Harga saham Facebook merosot, sedangkan regulator dan legislator di Amerika dan Eropa menuntut jawaban. Sementara itu, muncul gerakan baru “Delete Facebook” atau “Hapus Facebook”.
Facebook, raksasa media sosial yang memiliki lebih dari 2 miliar pengguna, menghadapi kekacauan setelah muncul berbagai laporan bahwa data 50 juta penggunanya diberikan ke sebuah perusahaan yang membantu kampanye kepresidenan Donald Trump.
Your browser doesn’t support HTML5
Sebagian pengamat mengatakan kontroversi yang muncul sekarang ini menyoroti betapa Facebook telah membiarkan para developer (web) di luar perusahaannya mendapat akses terlalu besar ke data para penggunanya.
"Mereka selalu memberi sambutan luar biasa istimewa bagi para developer, memberi mereka banyak informasi dan tidak memberi cukup banyak pengawasan. Mereka semua adalah pihak ke-tiga yang menjadi bagian dari komunitas Facebook, tetapi Facebook tidak mau mengawasi mereka. Akibatnya, sewaktu satu dari ribuan developer itu berbuat buruk, Facebook yang harus menanggung akibatnya,” kata Chris Hoofnagle, profesor hukum dan informasi di University of California (UC), Berkeley.
Facebook telah lama mempromosikan diri sebagai kekuatan yang membuat dunia lebih terhubung dan tempat yang lebih demokratis. Pada saat bersamaan, Facebook mengumpulkan data mengenai orang-orang yang luar biasa banyaknya yang dapat disalahgunakan untuk merongrong demokrasi.
Baca juga: Mantan Karyawan Cambridge Analytica Ungkap Penyebaran Berita Palsu
Para pengecam menyatakan ini adalah momen bagi semua perusahaan media sosial untuk melakukan peninjauan secara jujur mengenai apa yang mereka lakukan.
"Penting sekali bagi perusahaan-perusahaan seperti Facebook untuk berkontemplasi dan memahami bahwa pilihan-pilihan yang mereka buat dalam desain dan strategi monetisasilah yang merumuskan harapan-harapan para pengguna mereka. Ini bukan strategi yang langgeng. Mereka menghadapi persoalan yang mereka buat sendiri,” kata Michelle de Mooy dari lembaga kajian Center for Democracy dan Technology.
Baca juga: Zuckerberg Akui Kesalahan Facebook Saat Lindungi Data Pengguna
CEO Facebook Mark Zuckerberg mengeluarkan pernyataan mengenai kontroversi itu hari Rabu (22/3), dan menyatakan tekadnya untuk mengaudit ribuan aplikasi yang menggunakan data Facebook serta memberikan perlindungan lebih baik lagi bagi informasi mengenai para penggunanya. Tetapi ini semua akan bergantung pada bagaimana Facebook mewujudkan tekad tersebut.
"Facebook telah menghadapi banyak kontroversi, banyak di antaranya berhasil disingkirkan dengan permintaan maaf dan penegasan kembali nilai-nilai intinya untuk menghubungkan dunia. Ini akan menjadi ancaman besar bagi Facebook jika orang tidak lagi percaya pada penuturan itu. Jika mereka melihat Brexit, Trump serta Putin dan mengatakan Facebook menghubungkan dunia dan dunia adalah tempat yang lebih buruk, saya pikir Facebook menghadapi masalah,” kata Chris Hoofnagle dari UC Berkeley.
Bagi Facebook dan 2 miliar penggunanya, tentu banyak yang dipertaruhkan. [uh/ab].