Mulai 30 November 2020, Taman Nasional Lore Lindu ditutup sementara untuk kunjungan wisata dan penelitian. Keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan keamanan dan keselamatan pengunjung, serta mendukung upaya pengamanan oleh TNI POLRI dalam operasi Tinombala, pasca penyerangan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur . Serangan itu menewaskan empat warga di Sigi, Sulawesi Tengah.
Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu menyatakan aktivitas pelayanan pengunjung di kawasan Taman Nasional Lore Lindu untuk kegiatan wisata dan penelitian ditutup sementara sejak 30 November 2020 sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
Jusman, Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, kepada VOA, Rabu (2/12) mengatakan keputusan itu diambil memperhatikan situasi dan kondisi pasca penyerangan terhadap warga masyarakat yang telah mengakibatkan jatuhnya empat korban jiwa di desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pada Jumat pekan lalu.
“(Pertama) Untuk keselamatan dan keamanan pengunjung kita. Yang kedua, situasi yang lebih kondusif untuk aparat keamanan karena kalau banyak pengunjung yang ke danau Tambing itu juga berdekatan dengan lintasan yang diduga menjadi lintasan anggota jaringan teroris itu,” kata Jusman.
Ditetapkan sebagai cagar biosfer sejak tahun 1977 oleh UNESCO, Taman Nasional Lore Lindu terletak di dua Kabupaten yakni Kabupaten Sigi dan Kabupaten Poso.
Salah satu objek wisata di Taman Nasional Lore Lindu yang banyak dikunjungi warga adalah Danau Tambing yang berada di ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut. Memiliki suhu antara 10-15 derajat celcius pada sore hingga malam hari, di Danau Tambing pengunjung dapat kemping serta mengamati burung. Sejak COVID-19, kewajiban menerapkan protokol kesehatan menyebabkan jumlah pengunjung dibatasi maksimal 300 orang per hari. Sebelum COVID, jumlah pengunjung maksimal yang diperbolehkan adalah seribu orang.
Your browser doesn’t support HTML5
“Kami berencana meningkatkan dari 30 persen menjadi 50 persen, artinya 500 orang per hari tetapi karena ada peristiwa ini, itu tidak jadi kita naikkan, pertimbangannya juga biasanya di akhir tahun banyak sekali orang yang berminat ke Tambing,” jelas Jusman.
Polda Sulteng Mulai Pembangunan Rumah
Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso pada Kamis (3/12/2020) memimpin dimulainya pembangunan kembali enam rumah warga desa Lembantongoa yang dibakar oleh kelompok teroris MIT pada Jumat pekan lalu.
Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol. Didik Supranoto dalam keterangan tertulis yang diterima VOA menyatakan kegiatan itu sebagai bentuk perhatian serius negara terhadap warga yang menjadi korban kekerasan dari pelaku teror di Sulteng.
“Pembangunan rumah warga ini sengaja segera dibangun oleh Polda Sulteng, agar perasaan keluarga korban setidaknya bisa terobati dan meringankan beban mereka,” Kata Kombes Didik Supranoto.
Doa Damai Lintas Iman
Aksi kekerasan teror yang menyebabkan tewasnya empat warga desa Lembantongoa juga memunculkan aksi solidaritas dari berbagai elemen masyarakat. Di Kota Palu, pada Rabu (2/12) malam, puluhan orang menggelar Malam Doa Damai Lintas Iman sebagai sikap penolakan terhadap semua bentuk kekerasan dan pernyataan kepedulian terhadap korban teror dan keluarganya, khususnya istri (perempuan) korban, serta masyarakat yang telah diserang dan mengalami rasa takut dan trauma.
“Kita merasa penting untuk memberikan dukungan moril terutama kepada saudara-saudara kita di Lembantongoa bahwa kita adalah bagian dari mereka,” kata Dewi Rana Amir dari Gerakan Perempuan Bersatu Sulawesi Tengah yang menginisiasi kegiatan itu.
Kegiatan Malam Doa Damai Lintas Iman, yang digelar di Taman Gedung Olahraga (GOR) Kota Palu, diisi dengan orasi-orasi pembelaan hak hidup dan kedamaian serta doa-doa yang dibacakan perwakilan lintas agama. [yl/ka]