Kenaikan 20 persen harga jagung dan gandum selama tiga pekan terakhir meningkatkan keprihatinan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, FAO.
Ekonom FAO Shukri Ahmed memberitahu VOA, kenaikan harga itu tajam dan tiba-tiba. Menurutnya, hingga bulan Mei, para pakar masih berharap kenaikan tajam produksi jagung dunia.
Sistem Peringatan Dini dan Informasi Global FAO hari Jumat mengeluarkan buletin mengatakan bahwa kekeringan di Amerika Serikat membuat harga jagung naik, sementara udara panas dan kering di wilayah Laut Hitam mengimbas harga gandum.
Menurut Ahmed, kenaikan harga ini akan memengaurhi anggaran nasional negara-negara yang mengandalkan impor untuk kebutuhan pangan domestik mereka, dan menghadapkan mereka pada pilihan-pilihan sulit.
Sistem Peringatan Dini dan Informasi Global FAO hari Jumat mengeluarkan buletin mengatakan bahwa kekeringan di Amerika Serikat membuat harga jagung naik, sementara udara panas dan kering di wilayah Laut Hitam mengimbas harga gandum.
Menurut Ahmed, kenaikan harga ini akan memengaurhi anggaran nasional negara-negara yang mengandalkan impor untuk kebutuhan pangan domestik mereka, dan menghadapkan mereka pada pilihan-pilihan sulit.