Father's Day, Perayaan Hari Ayah di Amerika Bagi Diaspora Indonesia

  • Ariono Arifin

Father’s Day atau Hari Ayah di Amerika diperingati pada hari Minggu ketiga bulan Juni (foto: ilustrasi).

Selain ada Mother’s Day, di Amerika ada Father’s Day atau Hari Ayah, yang diperingati pada hari Minggu ketiga pada bulan Juni. Sejumlah diaspora Indonesia mengungkapkan perasaan mereka menjadi ayah. Berikut penuturan mereka.

Perayaan Father’s Day di Amerika berawal di kota Spokane, negara bagian Washington, pada tahun 1909 atas dorongan seorang perempuan bernama Sonora Smart Dodd. Ia mencetuskan ide peringatan hari yang setara dengan perayaan Hari Ibu untuk mengenang ayahnya, William Jackson Smart.

Smart adalah veteran perang sipil Amerika yang membesarkan keenam anaknya setelah istrinya meninggal saat melahirkan anak terakhirnya. Menurut Sonora, seorang ayah patut menerima penghargaan yang setara atas peran dan jasanya membesarkan anak, sama seperti seorang ibu.

Atas usaha Sonora, perayaan Father’s Day pertama diadakan di kota Spokane pada tanggal 19 Juni tahun 1910, bertepatan dengan hari ulang tahun ayahnya. Father’s Day kemudian semakin terkenal pada tahun-tahun berikutnya dengan sejumlah negara bagian lain mulai turut memperingatinya. Kini, walau bukan merupakan hari besar federal, Father’s Day dirayakan pada hari Minggu ketiga dalam bulan Juni sebagai bagian dari budaya Amerika secara nasional.

Riko Arsiananta adalah ayah dari dua remaja. Kepada VOA, Riko menuturkan makna Father’s Day baginya.

Riko Arsiananta dan keluarga (dok. pribadi).

“Father’s Day buat gue, seperti diingetin gitu. What a privilege untuk menjadi seorang ayah. Kalo buat keluarga sih sedikit apresiasi, alasan untuk bikin perayaanlah. Perayaannya sih biasanya gak terlalu beda dengan yang lain kali ya. Kita makan keluar, atau bikin makanan yang istimewa untuk dimakan di rumah bareng-bareng, atau mungkin piknik. Kadang dapet kartu, kadang hadiah. Jadi, gak pernah sama sih. Tapi akhirnya at the end kita cari cara untuk bikin festive aja, bikin rame,” ujar Riko.

Bagi Feby Yanviery yang baru beberapa tahun pindah ke Amerika, Father’s Day adalah perayaan baru. Di Indonesia, ia dan keluarga lebih mengenal Hari Ibu. Menurutnya, mungkin ada sebagian masyarakat yang merayakan Father’s Day namun tidak seperti di Amerika yang lebih gencar promosinya sehingga kesadaran untuk hal tersebut tidak terlalu banyak.

Feby mengaku, sebagai ayah, ia tidak akan pernah melupakan saat kedua putrinya yang kini remaja, lahir. Ia juga mengatakan bahwa keluarganya tidak membutuhkan hari spesial untuk mengapresiasi sosok ayah bagi keluarga karena mereka memberi apresiasi kepada tiap individu keluarga dalam kehidupan sehari-hari.

Rachmad Poetranto sudah lebih dari 26 tahun menjadi ayah dari putri tunggalnya. Diaspora Indonesia yang tinggal di kota Gaithersburg, negara bagian Maryland ini berbagi dengan VOA apa yang sering dialaminya pada Hari Ayah.

Rachmad Poetranto dan keluarga (dok. pribadi).

“Di Father’s Day ini biasanya istri saya menyiapkan bunga sehari sebelumnya, dan ketika di harinya kami biasa makan bersama di satu meja, bisa di rumah atau di tempat lain dan di situlah biasanya istri dan anak saya mengungkapkan apresiasi yang kadang cukup menyentuh hati saya karena mereka mengungkapkan dengan kasih sayang,” kata Rachmad.

Your browser doesn’t support HTML5

Father's Day, Perayaan Hari Ayah di Amerika Bagi Diaspora Indonesia

Bagi Sigit Pambudi, Father’s Day mempunyai arti di mana keluarga merefleksikan bersama dan mengapresiasikan perannya sebagai seorang ayah. Ia masih ingat ia mendapat sebuah buku cerita dari keluarganya di mana ia dan kedua anaknya menjadi tokoh utama. Pria kelahiran Jakarta yang kini tinggal di Ashburn, negara bagian Virginia, ini tidak merayakan Father’s Day secara khusus. Namun, ia sekeluarga mendedikasikan hari tersebut untuk berkegiatan bersama keluarga seperti volunteering. Sigit merupakan relawan orang-tua di organisasi All Dulles Area Muslim Society (ADAMS) Ashburn Children Education Program, sekaligus menjabat Chairman of Board di Dompet Dhuafa USA.

Hendy Valentino mengakui bahwa Father’s Day sangat spesial baginya, terutama karena ia belum lama menjadi ayah. Jadi, mendapat ucapan dan kado dari istri dan anaknya merupakan hal yang baru.

Hendy Valentino dan keluarga (dok. pribadi).

Ayah dari dua putri usia balita ini biasanya melakukan sesuatu yang menyenangkan bersama anak dan istrinya seperti makan bersama atau jalan-jalan mengunjungi farm untuk merayakan perannya sebagai ayah.

Kepada VOA, diaspora Indonesia yang tinggal di kota Gaithersburg, Maryland ini berbagi seputar apa yang dirasakannya sebagai hal yang paling berkesan sebagai seorang ayah.

“Kalo aku bilang sih spending time with them, mandiin, main-main seperti sekarang ini (suara anak) main Barbie, jadi ibu, jadi anak, yeah it’s fun. Bagi aku yang paling berkesan sih, pengalaman menjadi bapak dan meluangkan waktu buat mereka. Itu yang paling penting. Aku gak pernah nyangka menjadi bapak kayak begini, jadi buat aku sangat berkesan,” tukasnya [aa/ka]