Kepala FBI, Selasa (7/7) mengatakan, China punya kepentingan dalam Pemilu AS sebagai bagian dari operasi intelijen yang luas, yang dampaknya dalam bidang ekonomi belum pernah terlihat sebelumnya.
Christopher Wray, Direktur Biro Penyelidikan Federal, tidak menyebutkan apakah China mendukung Presiden Donald Trump atau saingannya Joe Biden dari Partai Demokrat, yang keduanya mengkritik keras Beijing.
"Kampanye luar negeri China yang jahat menarget kebijakan kita tiap hari sepanjang tahun ," kata Wray di Lembaga Hudson.
Intelijen AS menyimpulkan Rusia ikut campur dalam pemilu 2016 sebagian dengan memanipulasi media sosial, supaya Trump terpilih.
Partai Republik mengkritik temuan 2016 itu dan pemerintahan Trump menunjukkan kekesalan atas briefing intelijen bahwa Rusia juga ikut campur tangan dalam pemilihan tahun ini.
BACA JUGA: Penasihat Keamanan Nasional AS Serukan Sikap Lebih Keras terhadap ChinaWray menjawab sejumlah pertanyaan setelah memberikan pidato yang sebagian besar berfokus pada dugaan spionase ekonomi China, yang menurutnya telah melonjak 1.300 persen dalam dekade terakhir.
"Jika Anda seorang dewasa Amerika, kemungkinan besar data pribadi Anda telah dicuri oleh China," kata Christopher Wray lebih jauh, menunjuk pada pencurian data besar-besaran tahun 2017 atas Equifax, perusahaan pelaporan kredit Amerika.
Wray menambahkan China berkontribusi pada hampir separuh dari 5.000 kasus kontra-intelijen yang sedang ditangani oleh FBI. [mg/ii]