FBI meminta publik mengidentifikasi para korban tersangka pencabulan anak yang selama ini bekerja di sekolah-sekolah internasional, termasuk di Jakarta pada 1992-2002.
MINNEAPOLIS —
FBI meminta bantuan publik Selasa (22/4) untuk mengidentifikasi sedikitnya 90 korban potensial dari seorang tersangka pemangsa anak-anak yang bekerja di 10 sekolah internasional dan sekolah Amerika di luar negeri, termasuk Indonesia, selama lebih dari 40 tahun sebelum bunuh diri bulan lalu di negara bagian Minnesota, AS.
William James Vahey, 64, bunuh diri di Luverne pada 21 Maret, menurut FBI. Insiden itu terjadi dua hari setelah para agen di Houston, Texas, meminta surat izin untuk mencari 'thumb drive' komputer milik Vahey, warga negara AS dengan tempat tinggal di London dan Hilton Head Island, South Carolina.
Seorang pegawai Sekolah Amerika Nikaragua di Managua, tempat Vahey baru-baru ini mengajar sejarah dan geografi untuk kelas sembilan, telah memberikan alat penyimpan data komputer itu ke Kedutaan Amerika Serikat di sana.
Alat penyimpan data komputer tersebut berisi foto-foto pornografi dari sedikitnya 90 anak laki-laki, usia 12 sampai 14 tahun, yang kelihatannya diberi obat bius dan tidak sadar, menurut FBI. Juru bicara badan rahasia tersebut, Agen Khusus Shauna Dunlap, mengatakan pada kantor berita Associated Press bahwa para penyelidik menduga semua anak-anak laki-laki itu adalah murid Vahey, dari periode 2009, dan semuanya telah dicabuli.
"Ketika dikonfrontasi mengenai foto-foto tersebut oleh seorang pengurus sekolah, Vahey mengaku bahwa ia mencabuli seorang anak dan telah memangsa anak-anak laki-laki seumur hidupnya, mencekoki mereka dengan obat tidur sebelum dicabuli," menurut pernyataan yang diunggah FBI di laman FBI, http://www.fbi.gov, dengan tautan ke korban-korban potensial.
Direktur jenderal Sekolah Amerika Nikaragua, Gloria Doll, mengatakan bahwa Vahey "terkenal selalu ingin memimpin studi lapangan para siswa." Ia mengatakan itu sebabnya beberapa sekolah sebelumnya telah mempekerjakannya.
Doll mengatakan sepanjang ia tahu, tidak ada dari muridnya yang telah dicabuli. Ia menambahkan bahwa alat penyimpan data komputer milik Vahey telah diambil oleh pembantu rumah tangganya, yang menyerahkannya pada sekolah dan mendesak pihak berwajib untuk melihatnya.
FBI mengatakan Vahey pernah dipenjara untuk pencabulan anak di California pada 1969, namun Doll mengatakan data itu tidak muncul ketika sekolah Nikaragua memeriksa latar belakang kriminalnya. Doll mengatakan Vahey mendapat rekomendasi bagus dan "barangkali merupakan salah satu guru terbaik di sekolahnya."
Karir Vahey termasuk pos-pos di Tehran American School di Iran pada 1972-73; American Community School of Beirut di Lebanon, 1973-75; American School of Madrid di Spanyol, 1975-76; Passargad School di Ahwaz, Iran, 1976-78; American Community School di Athena, Yunani, 1978-80; Saudi Aramco Schools di Dhahran, Arab Saudi, 1980-92; Jakarta International School di Indonesia, 1992-2002; Escuela Campo Alegre di Caracas, Venezuela, 2002-09; dan Southbank International School di London, 2009-2013. Ia melatih bola basket anak pria di beberapa sekolah, ujar FBI.
FBI khawatir beberapa korban mungkin tidak sadar telah dicabuli.
"Ia memiliki akses ke anak-anak karena posisinya dipercaya," ujar Agen Khusus Patrick Fransen. "Ia menciptakan sistem yang memberinya kesempatan dan cara untuk mencabuli anak-anak. Caranya bertindak, saat anak-anak ini tidak sadar, mungkin menghalangi mereka mengetahui apa yang terjadi, membuat mustahil bagi mereka melawan saat dicabuli."
Kematian Vahey tidak menghalangi investigasi karena FBI wajib menjangkau para korban potensial, ujarnya. (AP)
William James Vahey, 64, bunuh diri di Luverne pada 21 Maret, menurut FBI. Insiden itu terjadi dua hari setelah para agen di Houston, Texas, meminta surat izin untuk mencari 'thumb drive' komputer milik Vahey, warga negara AS dengan tempat tinggal di London dan Hilton Head Island, South Carolina.
Seorang pegawai Sekolah Amerika Nikaragua di Managua, tempat Vahey baru-baru ini mengajar sejarah dan geografi untuk kelas sembilan, telah memberikan alat penyimpan data komputer itu ke Kedutaan Amerika Serikat di sana.
Alat penyimpan data komputer tersebut berisi foto-foto pornografi dari sedikitnya 90 anak laki-laki, usia 12 sampai 14 tahun, yang kelihatannya diberi obat bius dan tidak sadar, menurut FBI. Juru bicara badan rahasia tersebut, Agen Khusus Shauna Dunlap, mengatakan pada kantor berita Associated Press bahwa para penyelidik menduga semua anak-anak laki-laki itu adalah murid Vahey, dari periode 2009, dan semuanya telah dicabuli.
"Ketika dikonfrontasi mengenai foto-foto tersebut oleh seorang pengurus sekolah, Vahey mengaku bahwa ia mencabuli seorang anak dan telah memangsa anak-anak laki-laki seumur hidupnya, mencekoki mereka dengan obat tidur sebelum dicabuli," menurut pernyataan yang diunggah FBI di laman FBI, http://www.fbi.gov, dengan tautan ke korban-korban potensial.
Direktur jenderal Sekolah Amerika Nikaragua, Gloria Doll, mengatakan bahwa Vahey "terkenal selalu ingin memimpin studi lapangan para siswa." Ia mengatakan itu sebabnya beberapa sekolah sebelumnya telah mempekerjakannya.
Doll mengatakan sepanjang ia tahu, tidak ada dari muridnya yang telah dicabuli. Ia menambahkan bahwa alat penyimpan data komputer milik Vahey telah diambil oleh pembantu rumah tangganya, yang menyerahkannya pada sekolah dan mendesak pihak berwajib untuk melihatnya.
FBI mengatakan Vahey pernah dipenjara untuk pencabulan anak di California pada 1969, namun Doll mengatakan data itu tidak muncul ketika sekolah Nikaragua memeriksa latar belakang kriminalnya. Doll mengatakan Vahey mendapat rekomendasi bagus dan "barangkali merupakan salah satu guru terbaik di sekolahnya."
Karir Vahey termasuk pos-pos di Tehran American School di Iran pada 1972-73; American Community School of Beirut di Lebanon, 1973-75; American School of Madrid di Spanyol, 1975-76; Passargad School di Ahwaz, Iran, 1976-78; American Community School di Athena, Yunani, 1978-80; Saudi Aramco Schools di Dhahran, Arab Saudi, 1980-92; Jakarta International School di Indonesia, 1992-2002; Escuela Campo Alegre di Caracas, Venezuela, 2002-09; dan Southbank International School di London, 2009-2013. Ia melatih bola basket anak pria di beberapa sekolah, ujar FBI.
FBI khawatir beberapa korban mungkin tidak sadar telah dicabuli.
"Ia memiliki akses ke anak-anak karena posisinya dipercaya," ujar Agen Khusus Patrick Fransen. "Ia menciptakan sistem yang memberinya kesempatan dan cara untuk mencabuli anak-anak. Caranya bertindak, saat anak-anak ini tidak sadar, mungkin menghalangi mereka mengetahui apa yang terjadi, membuat mustahil bagi mereka melawan saat dicabuli."
Kematian Vahey tidak menghalangi investigasi karena FBI wajib menjangkau para korban potensial, ujarnya. (AP)