Sejumlah pejabat Amerika Serikat, pada Selasa (9/5), mengatakan telah menutup jaringan global komputer yang digunakan agen-agen intelijen Rusia selama hampir 20 tahun untuk memata-matai AS dan sekutu-sekutunya.
Sebuah unit dalam Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) diketahui menggunakan piranti lunak berbahaya yang disebut “Snake” untuk mencuri dokumen-dokumen sensitif dari ratusan jaringan komputer yang telah dimasukinya, di setidaknya 50 negara, tambah pernyataan itu.
Komputer yang diretas adalah milik pemerintah anggota NATO, wartawan atau sasaran lain yang menarik bagi pemerintah Rusia.
BACA JUGA: Jerman Membenarkan Pengusiran Diplomat Rusia Terkait Ancaman SpionaseKomputer yang telah dimasuki “Snake” di Amerika Serikat dan di seluruh dunia digunakan sebagai saluran untuk menyalurkan data yang telah dicuri ke Rusia.
Departemen Kehakiman AS menyebut “Snake” ini sebagai “FSB’s premiere cyberespionage malware implant” atau “piranti canggih spionase siber yang ditanam FSB.”
Dalam sebuah pernyataan, Jaksa Agung AS Merrick Garland mengatakan “Departemen Kehakiman, bekerjasama dengan mitra-mitra internasional kami, telah membongkar dan melumpuhkan jaringan komputer global yang terinfeksi malware, yang telah digunakan pemerintah Rusia selama hampir 20 tahun untuk melakukan spionase dunia maya, termasuk terhadap sekutu-sekutu NATO kami.”
“Kami akan terus memperkuat pertahanan kolektif terhadap upaya destabilisasi rezim Rusia untuk merongrong keamanan Amerika dan sekutu-sekutu kami,” tambahnya.
Departemen Kehakiman mengatakan FBI membongkar jaringan “snake” itu dengan operasi yang disetujui pengadilan, yang dijuluki MEDUSA.
Operasi itu menonaktifkan malware “Snake” di komputer yang disusupi alat buatan FBI yang disebut PERSEUS. FBI kemudian bekerjasama dengan pihak berwenang di negara-negara lain untuk memberitahu korban yang telah dimasuki “Snake” itu.
FBI telah melacak keberadaan “Snake” dan piranti malware lainnya selama hampir dua dekade, mengembangkan kemampuan untuk mendeskripsi dan memecahkan kode-kode komunikasi “Snake.”
BACA JUGA: Kanada Tuduh Beijing Intimidasi Anggota Parlemen, Panggil Duta Besar ChinaWakil Jaksa Agung Lisa Monaco mengatakan upaya membongkar atau melumpuhkan piranti canggih itu “telah menetralisir salah satu alat spionase dunia maya tercanggih Rusia, yang digunakan selama dua dekade untuk memajukan tujuan Rusia.”
Dokumen-dokumen pengadilan yang dirilis pada Selasa merinci bagaimana unit FSB, yang dikenal sebagai Turla, mengerahkan “Snake” dari sebuah fasilitas FSB di Ryazan, Rusia, untuk melakukan operasi spionase sehari-hari.
Departemen Kehakiman menambahkan unit tersebut (Turla.red) telah berulangkali meningkatkan dan merevisi malware mereka untuk memastikan agar “tetap menjadi piranti spionase siber paling canggih dalam jangka panjang di Turla.” [em/jm]