Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) telah mengesahkan suntikan ketiga vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech untuk warga Amerika berusia 65 tahun ke atas dan orang-orang dewasa yang berisiko tinggi sakit parah.
Keputusan hari Rabu (22/9) itu juga mengesahkan suntikan penguat (booster) untuk orang-orang dengan pekerjaan tertentu seperti pekerja layanan kesehatan, guru, pegawai supermarket dan mereka yang berada di penjara atau tempat penampungan tunawisma.
Otorisasi ini kemungkinan besar akan memuluskan jalan bagi pemungutan suara hari Kamis (23/9) oleh sebuah komite penasihat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengenai kelompok-kelompok warga Amerika yang akan berhak mendapatkan vaksin booster Pfizer.
Sebuah panel di CDC bertemu hari Rabu (22/9) untuk membahas siapa yang akan lebih dahulu mendapatkan suntikan booster, suatu keputusan kontroversial yang muncul lebih dari sebulan setelah Presiden Joe Biden pertama kali mengumumkan rencana untuk memberikan suntikan booster delapan bulan setelah suntikan dosis kedua.
Sebuah panel FDA pekan lalu dengan suara mayoritas memutuskan untuk menolak rencana Gedung Putih memberikan booster kepada sebagian besar warga Amerika, dengan mengutip alasan kurangnya data mengenai keamanan booster serta kurangnya bukti mengenai manfaatnya.
Namun panel ini mengesahkan booster untuk orang-orang berusia 65 tahun ke atas dan mereka yang berisiko tinggi mengidap sakit parah.
BACA JUGA: FDA Sahkan Dosis Ketiga Vaksin Pfizer COVID-19 untuk LansiaPara ilmuwan menekankan bahwa perhatian utama negara seharusnya adalah memvaksinasi mereka yang belum sekalipun mendapatkan suntikan.
“Saya ingin menyoroti bahwa pada September 2021 di AS, kematian akibat COVID-19 sebagian besar dapat dicegah dengan vaksin, dengan seri utama salah satu dari tiga vaksin yang tersedia,” kata Dr. Matthew Daley, penasihat CDC yang membuka diskusi hari Rabu (22/9).
Sedikit di atas 55 persen dari warga Amerika yang telah mendapat vaksinasi lengkap, menurut Johns Hopkins Coronavirus Resource Center. Sementara varian Delta yang sangat mudah menular terus menyebar, AS mencatat tingkat kematian harian tertinggi akibat virus itu sejak Maret lalu. [uh/lt]