E-voyager, begitu nama feri kecil itu. Feri berkapasitas 12 penumpang itu telah menempuh berbagai uji coba laut, dan dalam waktu dekat akan segera melayani orang-orang yang melintasi Plymouth Sound, taman laut nasional pertama di Inggris.
Ben Squire, pendiri perusahaan feri "Plymouth Boat Trips", yang mengembangkan e-Voyager, merasa bangga.
"Waktunya sudah tiba. Saya penggemar berat mesin diesel, dan saya mengenalnya sejak berusia 20 tahun. Saya sekarang berusia 45 tahun.Jadi, saya begitu memahaminya. Ada yang keliru dengan mesin diesel, dan saya harus mencari jalan keluarnya. Pertimbangan bisnis yang ramah lingkungan dan anti-polusi merupakan bagian dari pemikiran saya,” kata Squire.
Your browser doesn’t support HTML5
E-Voyager dulunya adalah kapal diesel. Sebelumnya bernama 'The Mermaid', kapal itu diadaptasi menjadi kapal tanpa emisi.
Mesin dieselnya dicopot dan diganti dengan baterai-baterai listrik yang diambil dari mobil kompak Nissan Leaf.
Squire sesumbar hanya dibutuhkan waktu tiga jam untuk mengisi penuh tenaga kapal itu. Namun banyak stafnya mengatakan, diperlukan waktu semalaman untuk memungkinkan e-Voyager beroperasi sehari penuh. Plymouth membangun stasiun pengisi daya berkekuatan 22 kilo watt per jam di Barbican, sebuah kawasan bersejarah di Plymouth Sound,
Selama lima bulan terakhir, berbagai sistem, termasuk motor, penyimpanan energi, kontrol, dan pengisian daya, telah diuji di lapangan, sehingga membantu Squire dan timnya mendapatkan persetujuan yang diperlukan untuk mulai mengangkut penumpang.
Squire mengatakan, e-Voyager menawarkan pengalaman yang sangat berbeda bagi para penumpang feri.
"Kita yang sudah sering naik kapal feri, terbiasa dengan suara getaran mesin diesel, dan asap yang ditimbulkannya. Sebagian orang mengalami mabuk laut, atau terganggu dengan kebisingannya.Penumpang feri listrik ini tidak akan menghadapi masalah ini,” kata Squire.
Dunia transportasi, termasuk mobil, pesawat terbang, dan kapal, menyumbang sekitar seperempat emisi global karbondioksida. Pemerintah Inggris telah menetapkan target pengurangan emisi sektor maritim hingga 50 persen pada tahun 2050.
Chris Smith dari University of Exeter, yang ikut terlibat dalam proyek e-Voyager, mengatakan sektor maritim Inggris kemungkinan akan terpaksa mengikuti jejak para produsen mobil dalam menurunkan emisi.
“Dalam waktu dua atau tiga tahun mendatang siapa yang akan membeli mobil diesel baru di Inggris? Saya tidak mau. Suplai akan menurun, dan biaya akan meningkat. Dalam sepuluh tahun lagi, mesin-mesin ramah lingkungan akan menjadi pilihan yang lebih masuk akal,” jelas Chris Smith.
Squire dan timnya tidak berencana berhenti sampai di sini. Setelah e-Voyager, mereka sedang membangun e-Ferry, kapal berkapasitas 140 penumpang yang dapat beroperasi selama 14 jam sehari dengan sekali pengisian daya. [ab/lt]