Beragam film dipertunjukkan dalam Festival Film Lingkungan ke-19 mulai dari film dokumenter berjudul “Hummingbirds: Magic in the Air” sampai ke film-film tentang lautan dan hutan yang terancam. Tetapi, fokus khusus tahun ini adalah Energy Film Series, yaitu koleksi film dokumenter internasional mengenai upaya manusia mencari bahan bakar dan kerusakan lingkungan yang disebabkannya.
Pemenang hadiah khusus festival ini untuk kategori Artistik dalam Film adalah sutradara Mark Wolfensberger dari Swiss dengan filmnya yang berjudul “Oil Rocks – City Above the Sea”, yang menunjukkan anjungan pengeboran minyak lepas pantai yang pertama dan terbesar yang pernah dibangun.
Sutradara dan sekaligus pendiri festival film ini, Flo Stone, mengatakan kota minyak era-Soviet yang unik itu, yang dibangun tahun 1949, merupakan bahan yang sangat bagus untuk film ini. “Film itu mengisahkan kota yang dibangun Stalin di Laut Kaspia yang masih berfungsi dengan gedung-gedung bertingkat sembilan dan anjungan-anjungan pengeboran minyak. Juga ada wawancara dengan banyak orang dan penggunaan film-film dokumenter yang bersejarah,” ujarnya.
Film lain yang juga mendapat sorotan dalam festival ini adalah film berjudul “Submission” dari Swedia. Film ini membahas lebih dari 100.000 bahan kimia yang rutin kita temui sehari-hari.
Film yang ditulis dan disutradarai Stephen Jarl itu, mengisahkan perjalanan hidupnya. Sewaktu ia melakukan penelitian untuk menggarap film itu dan mengamati bahan-bahan kimia dan racun yang terkandung di dalamnya, ia mulai mengkhawatirkan kesehatannya. Jarl mengatakan setelah film itu dipertunjukkan di Swedia, pemerintah Swedia mengumumkan program empat tahun untuk mengurangi dampak bahan-bahan kimia terhadap anak-anak dan bayi yang baru lahir. Jarl mengatakan, “Dalam tubuh bayi-bayi yang baru lahir sekarang ini ditemukan 300 bahan kimia beracun. Lima belas persen anak-anak usia sekolah sekarang ini terkena penyakit syaraf.”
Pada sisi lain festival film, film dokumenter berjudul “A Community Gardeners” menayangkan taman-taman komunitas di wilayah pinggiran Washington, DC. Produser film itu, Cintia Cabib mengatakan taman bukan hanya dapat menghasilkan sayuran segar, tetapi juga bisa menjadi tempat untuk menenangkan diri dan proses penyembuhan, dan tempat belajar di luar kelas bagi anak-anak.
Tahun lalu lebih dari 26.000 orang menghadiri Festival Film Lingkungan, bukan hanya untuk menonton, tetapi juga untuk mendengarkan penjelasan para ilmuwan dan berdiskusi dengan para pembuat film.