Festival Matahari di Kuil Suci, Mesir

Para wisatawan di kuil Abu Simble yang berusia 3.000 tahun, di Aswan, selatan Mesir, 22 Februari 2018. (H. Elrasam/VOA)

Para wisatawan menunggu di kuil Abu Simbel untuk melihat fenomena yang terjadi dua kali dalam satu tahun, 22 Februari dan 22 Oktober, di kuil Abu Simble, 22 Februari 2018. (H. Elrasam/VOA)

Mengingat sejarah serangan teroris di tempat-tempat wisata yang padat turis di Mesir, keamanan sangat ketat di kuil Abu Simble di Aswan, Mesir, 22 Februari 2018. (H. Elrasam/VOA)

Para wisatawan berpose ketika berfoto di kuil Abu Simble di Aswan, selatan Mesir, setelah di festival matahari selesai pada 22 Februari 2018.  (H. Elrasam/VOA)

Sinar matahari menerpa tempat suci paling dalam untuk menerangi patung Raja Rameses II, istrinya Nefertari, dan dewa Amun Re, hingga Dewa Ptah, dewa dunia kegelapan, diselimuti kegelapan. Fenomena ini terjadi di dua tanggal yang sama, yaitu pada 22 Oktober, tanggal kelahiran Rameses II dan pada 22 Februari, hari penobatan Rameses, setiap tahunnya di kuil Abu Simbel, di Aswan, selatan Mesir, 22 Februari 2018. (H. Elrasam/VOA)

Para wisatawan memandang patung-patung yang diterangi cahaya di pintu masuk tempat paling suci di Abu Simbel dalam ritual festival matahari di kuil Abu Simbel di Aswan, selatan Mesir, 22 Februari 2018. (H. Elrasam/VOA)

“Sebelum kemari, saya khawatir karena kami mendengar dari media Jepang bahwa Mesir tidak aman dan ada pemerintahan diktator," kata seorang pengunjung dari Jepang. "Tapi begitu saya tiba di sini, semua kekhawatiran saya hilang. Mesir adalah negeri yang indah dan aman. Orang-orang Mesir juga ramah dan baik". Di kuil Abu Simbel di Aswan, Mesir selatan, 22 Februari 2018. (H. Elrasam/VOA)

Hari keberuntungan Ehab Saad, seorang pedagang cendera mata. "Saya dapat uang banyak, biasanya belum tentu dapat penghasilan," kata dia. Pariwisata Mesir telah terpuruk selama bertahun-tahun menyusul revolusi 2011 di Lapangan Tahrir. Kuil Abu Simbel, Aswan, selatan Mesir, 22 Februari 2018. (H. Elrasam/VOA)

Warga Mesir Fady Abadir dan istrinya warga Amerika Serikat, Melis Bursin,  yang menikmati pengalaman mereka. “Ini pertama kalinya saya berada di Mesir," kata Bursin. "Seperti mimpi rasanya.” Kuil Abu Simbel di Aswan, selatan Mesir, 22 Februari 2018. (H. Elrasam/VOA)

Bagi beberapa pengunjung, fenomena tersebut menyenangkan. Namun untuk beberapa pengunjung lainnya, mengecewakan. “Ini salah satu mata kuliah di universitas dan saya ingin sekali datang ke acara ini," kata Sherif Hany, 22, seorang mahasiswa seni kuno dari Mesir dari kota pelabuhan, Alexandria. "Tapi sayang saya datang terlambat, jadi tidak bisa melihat tepat pada saat peristiwa itu.” Kuil Abu Simbel di Aswan, selatan Mesir, 22 Februari 2018. (H. Elrasam/VOA)

Beberapa wisatawan pingsan karena tidak tahan suhu panas di Kuil Abu Simbel di Aswan, selatan Mesir, 22 Februari 2018. (H. Elrasam/VOA)

Seorang pemandu wisatawan menerangkan kepada sekelompok turis Jepang, kisah dibalik pemindahan kuil dari tempat awal, ke tempat baru untuk menghindari terendam pada saat pembangunan bendungan Aswan. Sebelumnya fenomena alam ini terjadi pada setiap tanggal 21 Februari dan 21 Oktober. Tapi setelah pindah lokasi, peristiwa itu bergeser menjadi 22 Februari dan 22 Oktober karena pergantian posisi. Kuil Abu Simbel di  Aswan, selatan Mesir, 22 Februari 2018. (H. Elrasam/VOA)

Beberapa wisatawan menginap di kuil agar bisa berada di urutan terdepan antrean untuk melihat fenomena sinar matahari terbit yang menerangi patung-patung Raja Rameses II, istrinya  Nefertari, dan Dewa God Amun Re, tapi menggelapi patung Dewa Dunia Kegelapan, Ptah. Di Kuil Abu Simbel di Aswan, selatan Mesir, 22 Februari 2018. (H. Elrasam/VOA)

Para wisatawan mengenakan pakaian tradisional menunggu sinar matahari terbit untuk menerangi tempat paling suci Kuil Abu Simbel. Di Kuil Abu Simbel, di Aswan, selatan Mesir, Kamis, 22 Februari 2018. (H. Elrasam/VOA)