FIFA Bantu Siswa Pantai Gading Jadi Bintang Sepak Bola

Anak-anak mengikuti program FIFA Football for Schools, yang terdiri dari pelatihan pendidik olahraga untuk memberikan pelatihan berkualitas kepada anak muda dan anak sekolah di Abidjan, Pantai Gading 9 November 2022. (REUTERS/Luc Gnago)

Badan sepak bola dunia FIFA telah meluncurkan program ‘Football for Schools’ di Pantai Gading. Ini adalah prakarsa untuk mengajari para guru olah raga teknik-teknik melatih sepak bola yang tepat. Program ini bertujuan untuk membantu mengembangkan pemain berbakat setingkat profesional di negara di mana sepak bola menjadi permainan sehari-hari.

Sewaktu tim-tim nasional tiba di Qatar untuk bertanding dalam turnamen putaran final Piala Dunia, mereka yang mungkin menjadi generasi bintang-bintang sepak bola mendatang mendapatkan pelatihan di bawah program bersama badan sepak bola dunia FIFA dan organisasi pendidikan PBB UNESCO.

Setiap operan dan tendangan sudut yang dilakukan para siswa di ibu kota ekonomi Pantai Gading, Abidjan, berlangsung di bawah pengawasan cermat para pelatih dari FIFA.

Program FIFA Football for Schools, memberikan pelatihan berkualitas kepada anak muda dan anak sekolah di Abidjan, Pantai Gading 9 November 2022. REUTERS/Luc Gnago

Pantai Gading adalah negara pertama di kawasan Afrika Barat, dan yang kelima di benua itu, yang bergabung dengan program “Football for Schools” atau F4S. Program ini diluncurkan pada tahun 2019 dan proyek percontohannya dilakukan di Puerto Rico dan Lebanon.Program ini menggabungkan berbagai kegiatan terkait sepak bola dengan sistem pendidikan.

Ketua Federasi Sepak Bola Pemuda Pantai Gading Abdoulaye Diabate mengatakan program itu penting karena ada kecenderungan anak-anak meninggalkan sekolah untuk menekuni sepak bola.

"Orang tua melihat keuntungan finansial dari sepak bola. Jadi bagi anak yang tidak begitu brilian di sekolah atau yang tidak ingin bersekolah, akan bagus bila ia didorong untuk menekuni jalur sepak bola. Tetapi ini bukan jaminan. Satu-satunya yang menjamin adalah bersekolah,” jelasnya.


UNESCO memperkirakan sekitar sepertiga pelajar di kawasan sub-Sahara Afrika putus sekolah sebelum usia 15, dan sekitar 60 persen berhenti sekolah sebelum mencapai usia dewasa.

Sepak bola adalah olahraga paling populer di kawasan tersebut. Orang-orang dari semua kelompok usia bermain bola di mana-mana, mulai dari halaman sekolah hingga ke pojok-pojok jalan.

Ini sebabnya penyelenggara F4S meyakini bahwa sepak bola dapat memberi insentif kepada pelajar agar tetap bersekolah – sambil menyediakan pelatihan bertaraf profesional bagi siapa pun yang ingin memainkan olahraga tersebut.

Program FIFA Football for Schools, memberikan pelatihan berkualitas kepada anak muda dan anak sekolah di Abidjan, Pantai Gading, 9 November 2022. (REUTERS/Luc Gnago)

Pelatih dari FIFA Antonio Buenano mengatakan,"Pelatihan yang kami lakukan ini adalah untuk menjelaskan metode terkait sepak bola kepada para pelatih. Biasanya kita memiliki metode pengajaran yang terkait dengan sepak bola dan lain-lainnya yang lebih berhubungan dengan pendidikan. Tetapi di sini kami agak sedikit berbeda, karena metode kami menghubungkan sepak bola dan pendidikan pada saat yang bersamaan.”

Program ini tidak hanya menarget para pelajar. Para guru dan pelatih juga belajar teknik-teknik melatih dari para duta FIFA.

Alain Liali Ballier, guru olah raga yang berpartisipasi dalam program itu mengatakan, "Program ini dapat memberi kita lebih banyak lagi. Karena kami bekerja di SMA dan SMP, dan sebagian dari kami sudah menjadi pelatih, maka teknik ini adalah perangkat yang sangat penting untuk dimiliki.”

Para penyelenggara F4S berharap program ini kelak dapat menjangkau hingga 700 juta anak-anak di seluruh dunia, dengan tujuan akhir adalah melatih anak-anak berbakat dalam bidang sepak bola sambil mendorong mereka untuk tetap sekolah. [uh/ab]