Filipina pada Selasa (14/2) mengajukan protes diplomatik yang mendesak Beijing untuk memastikan kapal-kapalnya menghentikan "aktivitas agresif" setelah Manila menuduh penjaga pantai China berusaha menghalau salah satu kapalnya di Laut China Selatan menggunakan laser berskala militer.
Penjaga pantai Filipina, Senin (13/2), mengatakan sebuah kapal penjaga pantai China mengarahkan "laser berskala militer" ke salah satu kapal Manila yang ingin memasok ransum makanan untuk personel militer yang berada di Second Thomas Shoal di Kepulauan Spratly, sebuah wilayah sengketa, pada 6 Februari. Insiden tersebut menyebabkan awak kapal Filipina buta sesaat.
“Tindakan agresi China ini mengganggu dan mengecewakan karena hal itu dilakukan menyusul adanya kunjungan kenegaraan Presiden Ferdinand R. Marcos Jr. ke China pada awal Januari di mana dia dan Presiden China Xi Jinping setuju untuk mengelola perbedaan maritim melalui diplomasi dan dialog,” juru bicara Kementerian Luar Negeri Teresita Daza mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (14/2).
BACA JUGA: Penjaga Pantai Filipina Tuduh Kapal China Gunakan ‘Sinar Laser'
Kementerian Luar Negeri mengatakan kapal China melakukan manuver berbahaya dengan mendekati kapal Filipina dari jarak dekat. Hal tersebut dapat menyebabkan tabrakan yang membahayakan awak. Kapal China, katanya, juga mengeluarkan "seruan melalui pengeras suara" yang memerintahkan kapal Filipina meninggalkan daerah itu.
Tindakan kapal penjaga pantai China merupakan ancaman terhadap kedaulatan dan keamanan Filipina dan negara tersebut memiliki hak prerogatif untuk melakukan kegiatan yang sah dalam zona ekonomi eksklusifnya, kata kementerian tersebut.
Belum ada komentar langsung dari kedutaan China di Manila, tetapi Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada Senin (13/2) bahwa penjaga pantainya telah melakukan tindakan yang sesuai dengan hukum.
"Kami mendesak Filipina untuk menghindari tindakan seperti itu, dan tindakan staf China profesional dan terkendali," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin.
BACA JUGA: AS Lakukan Latihan di Laut China Selatan di tengah Ketegangan dengan China
Penjaga pantai Filipina mendukung misi angkatan laut untuk mengirimkan makanan dan perbekalan kepada pasukan di Second Thomas Shoal, 195 km dari Provinsi Palawan, Filipina.
Wilayah tersebut dikenal sebagai Ayungin, tempat militer Filipina berjaga di atas kapal Perang Dunia Kedua yang sengaja dikandangkan di beting itu pada 1999 untuk memperkuat klaim kedaulatan Manila di Kepulauan Spratly.
China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, termasuk wilayah di sekitar Kepulauan Spratly.
Filipina telah mengajukan 203 nota diplomatik dalam menghadapi China sejak tahun lalu, menurut data Kementerian Luar Negeri. [ah/rs]