Pejabat-pejabat Filipina sedang memeriksa kerusakan dan kemungkinan jatuhnya korban luka-luka dan korban jiwa akibat badai Mangkhut, yang menghantam bagian utara Filipina hari Sabtu (15/9) dengan angin kencang dan hujan lebat yang memicu terjadinya tanah longsor.
Belum ada laporan tentang korban jiwa, tetapi Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengatakan para petugas di bagian timur laut propinsi Cagayan sedang memverifikasi informasi tentang tenggelamnya dua anak-anak. Otorita berwenang juga sedang berusaha mendapatkan informasi tentang apa yang terjadi pada 70 laki-laki yang dilaporkan kembali ke desa mereka di bagian pesisir untuk memeriksa rumah mereka.
Menuju Laut Cina Selatan, Badai Mangkhut Melemah
Kecepatan adai Mangkhut melemah menjadi 170 kilometer per jam setelah menghantam Pulau Luzon dan propinsi-propinsi di pegunungan, dan kini badai dahsyat itu menuju ke Laut Cina Selatan dan Hong Kong, dimana warganya bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.
BACA JUGA: Filipina Diperkirakan akan Dilanda Topan Mangkhut hari Sabtu“Ini masih soal hidup dan mati,” ujar Lorenzana melalui telepon, merujuk pada naiknya air sungai di propinsi-propinsi di pegunungan.
Peringatan badai tetap diberlakukan di 10 propinsi di bagian utara Filipina, termasuk Cagayan yang masih dilanda angin kencang. Puluhan ribu orang yang berada di jalur badai itu dievakuasi.
Terminal bandara Tuguegarao rusak berat setelah angin kencang memecahkan kaca-kaca jendela dan menghancurkan bagian atap terminal, serta memporakporandakan kursi dan meja di dalam terminal.
Pusat Peringatan Badai Bersama di Hawai telah menurunkan kategori badai itu menjadi super-badai, tetapi angin kencang yang datang bersamanya dinilai setara dengan badai kategori empat.
Cathay Pacific Batalkan Seluruh Penerbangan Sabtu-Mingu
Di Hong Kong, Menteri Keamanan John Lee Ka-chiu menyerukan kepada warga untuk bersiap menjelang tibanya badai Mangkhut. Maskapai penerbangan Cathay Pacific telah membatalkan seluruh penerbangan antara jam 2.30 siang hari Minggu (16/9) hingga jam 4 pagi hari Senin (17/9).
Lebih dari 51.000 orang di dekat propinsi Fujian dievakuasi dari kapal-kapal nelayan dan sekitar 11.000 kapal diminta kembali ke pelabuhan selambat-lambatnya pada Sabtu pagi (15/9).
Mangkhut, sebutan bagi buah manggis dalam bahasa Thailand, adalah badai ke-15 yang menghantam Filipina tahun ini. Negara ini setiap tahun biasanya dilanda sekitar 20 badai, sehingga dinilai sebagai salah satu negara paling rawan bencana di dunia.
Salah satu badai terburuk dalam sejarah Filipina adalah badai Haiyan tahun 2013 yang membuat lebih dari 7.300 orang tewas atau hilang, meluluhlantakkan desa-desa, menyapu kapal-kapal ke daratan dan membuat lebih dari lima juta orang terpaksa dievakuasi. [em]