Pemerintah Filipina pada Rabu (1/5) menuduh Garda Pantai China telah meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan. Tuduhan ini muncul setelah dua kapal Filipina mengalami kerusakan karena serangan meriam air yang dilakukan kapal Garda Pantai China.
Komodor Jay Tarriela, juru bicara Garda Pantai Filipina untuk urusan Laut China Selatan, mengatakan bahwa Beijing secara langsung menggunakan meriam air melawan salah satu kapal mereka untuk pertama kalinya. Tindakan China itu disebut sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS).
“Garda Pantai China saat ini telah meningkatkan ketegangan dan sekaligus tingkat serangan mereka, terhadap kapal-kapal Garda Pantai Filipina. Ini adalah pertama kalinya bisa kita katakan, bahwa kapal garda pantai telah menjadi sasaran dari meriam air secara langsung, dengan tingkat tekanan yang bahkan telah menyebabkan kerusakan struktural di kapal penjaga pantai Filipina,” kata Jay Tarriela.
BACA JUGA: Filipina Tuduh China Rusak Kapal di Laut China SelatanTarriela juga mengatakan bahwa insiden tersebut selain menyebabkan kerusakan struktural pada kapal Garda Pantai Filipina, juga mengarah ke kapal-kapal nelayan. Insiden itu terjadi dalam misi kapal Garda Pantai Filipina ke Scarborough Shoal, beting yang disengketakan pada 30 April, untuk membantu nelayan Filipina di laut tersebut.
Dia menambahkan, bahwa Garda Pantai Filipina akan terus melanjutkan misi di beting tersebut, meskipun ada “provokasi” dari China, dan akan menahan diri untuk tidak meningkatkan ketegangan lebih jauh.
Tidak ada negara yang memiliki kedaulatan atas Scarborough Shoal, lokasi pencarian ikan utama yang berada di dekat jalur pelayanan besar yang digunakan oleh sejumlah negara. Beting itu sendiri berada di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Filipina dan telah menjadi sumber ketegangan terus menerus antara negara itu dan China. [ns/uh]