Dua negara terbesar Asia Tenggara, Filipina dan Indonesia, bekerjasama untuk menghentikan penyeberangan perbatasan laut oleh simpatisan ISIS yang membantu kelompok-kelompok pemberontak dalam pertempuran maut melawan pemerintah di Manila.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bertemu dengan Presiden Rodrigo Duterte di kota Davao, Filipina selatan, untuk melakukan pembicaraan mengenai penghentian ancaman itu. Duterte dan menteri luar negeri Indonesia itu sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam keamanan maritim dan pemberantasan terorisme, kata situs internet kantor presiden di Manila.
Indonesia yang mayoritas Muslim diketahui mempunyai "sel-sel diam" simpatisan ISIS, sponsor terorisme dunia yang berbasis di Irak dan Suriah. Tahun 2016 ISIS memilih seorang pemberontak Filipina, yang tewas baru-baru ini, sebagai pemimpin di Asia Tenggara, kata Kelompok Intelijen SITE yang berbasis di Amerika.
Sebagian simpatisan ISIS dari Indonesia turut bertempur membantu pemberontak Filipina dalam perang lima-bulan di Filipina selatan tahun lalu.
“Presiden Duterte mengatakan bahwa ia ingin meningkatkan keamanan maritim dengan bekerjasama dengan Indonesia sementara teroris asing dan setempat terus keluar-masuk Filipina walaupun militer telah berusaha mengejar unsur-unsur ini,” kata situs kantor presiden Filipina itu. [gp]