Putra mendiang diktator Ferdinand Marcos dilantik sebagai presiden Filipina pada Kamis (30/6). Momen tersebut menjadi titik balik era kebangkitan salah satu dinasti politik yang paling terkenal di Asia, 36 tahun setelah digulingkan rakyatnya.
Sang Presiden Filipina baru, Marcos Jr, berhasil meraih kemenangan telak yang jarang terjadi dalam pemilihan yang diselenggarakan pada bulan lalu. Kemenangan tersebut dibantu oleh apa yang dilihat oleh para pengkritiknya sebagai upaya untuk mengubah persepsi publik tentang sebuah keluarga yang hidup boros di pucuk pimpinan salah satu pemerintahan paling korup yang paling terkenal di dunia.
Dalam pidato yang menggemakan slogan kampanyenya tentang persatuan, Marcos Jr, yang lebih dikenal sebagai "Bongbong", bersumpah untuk membawa negaranya lebih jauh dengan kebijakan yang menguntungkan semua orang. Ia berterima kasih kepada publik karena menyampaikan apa yang dia sebut "mandat pemilihan terbesar di sejarah demokrasi Filipina.”
"Anda tidak akan kecewa, jadi jangan takut," katanya pada upacara pelantikannya, dikelilingi oleh keluarga dekatnya dan dengan saudara perempuannya Imee, seorang senator, dan ibunya Imelda, mantan anggota kongres empat kali yang duduk dekat dengannya.
BACA JUGA: Pilpres Filipina, Pertarungan Ulang antara Putra Mendiang Diktator dan Pemimpin DemokratisMantan presiden Ferdinand Marcos memerintah Filipina dari 1965 selama dua dekade, tetapi hampir setengahnya dari pemerintahannya dilakukan di bawah darurat militer, dan hal itu membantunya memperluas cengkeramannya pada kekuasaan sampai pada masa penggulingannya. Aksi makar itu membuat keluarga dibunag ke pengasingan saat revolusi "kekuatan rakyat" pada 1986.
Ratusan aktivis diperkirakan akan memprotes pelantikan Marcos Jr. Mereka marah pada kampanye yang didukung oleh jaringan pendukung yang kuat dan influencer media sosial yang bertekad untuk menghilangkan prasangka narasi sejarah era Marcos.
BACA JUGA: Presiden Baru Filipina Tak Mau Dinilai Berdasarkan Sejarah Keluarga