Panglima angkatan bersenjata Filipina mengukuhkan hari Senin (4/5) bahwa pembuat bom warga Filipina, Abdul Basit Usman, yang terkait dengan jaringan teroris Jemaah Islamiyah yang berbasis di Indonesia dan seorang tersangka dalam serangan bom maut di selatan, telah tewas.
AS telah menawarkan hadiah US$1 juta untuk penangkapan dan dakwaan pengadilan terhadap Usman.
Jenderal Gregorio Pio Catapang mengatakan bahwa pertentangan di antara pengawal pribadi Usman memicu adu tembak hari Minggu di provinsi Maguindanao, Filipina selatan, dekat daerah aman yang disediakan bagi Front Pembebasan Islamis Moro (MILF), kelompok pemberontak Muslim terbesar yang telah menandatangani persetujuan perdamaian dengan pemerintah tahun lalu.
Ia mengatakan Usman dan lima lainnya tewas dalam tembak-menembak yang dikabarkan terjadi dengan sesama anggota kelompoknya.
Namun penyebab kematian Usman masih belum jelas, dan Catapang mengatakan militer sedang menyelidiki apakah ia sudah mati ketika pemberontak Muslim tiba untuk memeriksa insiden tersebut.
“Apa yang kita kukuhkan adalah Basit Usman sudah mati,” katanya kepada para wartawan, dan mengatakan militer mempunyai bukti fisik, termasuk orang yang melihat jenazah Usman dimakamkan.
Perebutan hadiah kemungkinan telah menimbulkan pertentangan itu, kata Catapang, dan menambahkan bahwa Usman telah menjadi tidak percaya dengan anak buahnya setelah rentetan tembak-menembak dengan militer.
Usman lolos dari operasi komando polisi bulan Januari yang menewaskan salah seorang tersangka teror Asia Tenggara yang paling dicari, warga Malaysia Zulkifli bin Hir atau Marwan, yang juga ada di Maguindanao.