Filipina Mencabut Larangan Pengiriman Pekerja ke Arab Saudi

Pekerja Filipina Rantau (OFW) yang mengenakan masker pelindung berjalan menuju pintu masuk keberangkatan Bandara Internasional Ninoy Aquino di Pasay City, Metro Manila, Filipina, 18 Februari 2020. (Foto: REUTERS/Eloisa Lope)

Filipina pada hari Sabtu (29/5) mengatakan pekerja negaranya dapat kembali bekerja di Arab Saudi. Manila membatalkan larangan penempatan pekerja singkat setelah Kerajaan Saudi mengatakan mereka tidak akan dikenakan biaya untuk tes COVID-19 dan karantina pada saat kedatangan.

"Pekerja kami yang terikat Saudi tidak akan lagi dirugikan," kata Sekretaris Tenaga Kerja Silvestre Bello, sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu (29/5).

Maskapai penerbangan berbendera Philippine Airlines mengatakan akan menerima pekerja Filipina dalam penerbangan ke Dammam dan Riyadh. Perusahaan itu juga membebaskan biaya pemesanan ulang untuk penumpang yang tidak dapat naik pesawat karena pemberlakuan larangan penempatan tersebut.

Bello meminta maaf atas "ketidaknyamanan dan kesedihan sesaat" yang disebabkan oleh larangannya pada hari Kamis (27/5). Ia mengatakan, "Saya memahami bahwa perintah penangguhan tersebut menimbulkan kebingungan dan gangguan di antara para pekerja Filipina di luar negeri yang terkena dampak.”

Lebih dari satu juta orang Filipina bekerja di Arab Saudi. Data pemerintah menunjukkan Arab Saudi merupakan negara tujuan yang paling disukai pekerja Filipina di luar negeri pada tahun 2019. Banyak pekerja migran Filipina dipekerjakan sebagai pekerja konstruksi, pembantu rumah tangga atau perawat.

Pada tahun 2020, orang Filipina di Arab Saudi mengirim uang sebesar $1,8 miliar. [ah]