Filipina akan mencabut larangan masuknya turis asing dan pebisnis mulai bulan depan setelah hampir dua tahun memberlakukannya. Keputusan ini diambil sebagai langkah untuk menghidupkan kembali industri pariwisata yang terpukul akibat pandemi.
Menteri Pariwisata Berna Romulo-Puyat mengatakan, Jumat (28/1), negara itu akan membuka kembali pintunya bagi para pelancong dari lebih dari 150 negara dengan hak istimewa bebas visa mulai 10 Februari.
Pelancong asing tidak lagi diharuskan untuk menjalani karantina di pusat-pusat yang ditunjuk pemerintah pada saat kedatangan jika mereka telah divaksinasi sepenuhnya dan dites negatif sebelum kedatangan, kata para pejabat.
Pemerintah awalnya berencana untuk mencabut larangan tersebut pada 1 Desember tetapi menundanya tanpa batas waktu karena meningkatnya jumlah kasus corona yang dipicu varian omicron yang lebih mudah menular. Pihak berwenang bahkan kemudian memberlakukan kembali pembatasan yang lebih ketat.
BACA JUGA: Filipina Bukukan Rekor Kasus COVID Tiga Hari BerturutanPresiden Rodrigo Duterte memperingatkan bahwa warga Filipina yang tidak divaksinasi yang menentang perintah untuk tinggal di rumah akan ditangkap. Pemudik yang belum diimunisasi juga dilarang naik angkutan umum di wilayah ibu kota yang berpenduduk lebih dari 13 juta jiwa itu kecuali untuk keperluan mendesak, setidaknya hingga akhir bulan. Keputusan tersebut telah memicu protes dari kelompok-kelompok HAM dan buruh.
Jumlah infeksi harian telah turun drastis di ibu kota dalam beberapa hari terakhir.
''Kami akan segera akhiri kontrol perbatasan,'' kata Wakil Menteri Kesehatan Rosario Vergeire pada konferensi pers, sambil menambahkan bahwa fokus pemerintah telah bergeser ke upaya mencegah penularan varian omicron dalam komunitas, yang telah menyebabkan lima kematian di negara itu sejauh ini.
“Kami juga menyadari bahwa kami tidak boleh berpuas diri mengingat ketidakpastian virus ini,'' kata Puyat. “Kami akan memantau situasi dengan cermat dan memastikan bahwa protokol kesehatan dan keselamatan diterapkan secara ketat di semua tempat wisata.''
Menurut data statistik pemerintah, jumlah wisatawan asing turun lebih dari 6 juta, dan lebih dari satu juta orang Filipina kehilangan pekerjaan mereka di bisnis pariwisata, selama tahun pertama pandemi. Pusat-pusat wisata, termasuk resor pantai dan pulau yang populer, menyerupai kota-kota hantu saat lockdown diberlakukan.
Filipina telah melaporkan lebih dari 3,5 juta infeksi COVID-19 yang dikukuhkan, dengan 53.801 kematian, jumlah tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Indonesia. [ab/uh]