Filipina tidak mempertimbangkan untuk menerapkan perjanjian pertahanan bersama dengan Amerika Serikat, setelah menuduh China mengganggu misi pasokan di Laut China Selatan yang disengketakan, kata para pejabat pada hari Jumat (21/6).
Seorang prajurit AL Filipina menderita luka serius setelah apa yang oleh militer Filipina digambarkan sebagai "serudukan berkecepatan tinggi yang disengaja" oleh Penjaga Pantai China pada hari Senin, yang bertujuan untuk mengganggu misi pasokan bagi pasukan yang ditempatkan di Beting Second Thomas.
Sekretaris Eksekutif Lucas Bersamin, yang juga mengetuai dewan maritim nasional, mengatakan konfrontasi antara prajurit angkatan laut Filipina dan penjaga pantai China itu “mungkin merupakan kesalahpahaman atau kecelakaan.” “Kami belum siap untuk mengklasifikasikan ini sebagai serangan bersenjata,” kata Bersamin dalam sebuah jumpa pers.
Filipina memiliki perjanjian pertahanan bersama dengan Amerika Serikat, dan para pejabat AS termasuk Presiden Joe Biden telah menegaskan kembali komitmen pertahanan mereka yang “kokoh” melawan serangan apa pun terhadap pesawat dan kapal Filipina di Laut China Selatan.
Andres Centino, asisten presiden untuk masalah maritim, mengatakan penerapan perjanjian tersebut tidak dipertimbangkan dalam diskusi.
Namun dewan tersebut telah merekomendasikan kepada Presiden Ferdinand Marcos Jr. bahwa misi pasokan ke perairan dangkal yang disengketakan itu harus terus "dijadwalkan secara teratur.” [lt/ab]