Departemen Kesehatan Filipina menyatakan wabah demam berdarah di negara itu sebagai epidemi nasional.
Menteri Kesehatan Francisco Duque III mengeluarkan pernyataan itu, Selasa (6/8) untuk meningkatkan respons terhadap wabah, dengan mengizinkan pemerintahan lokal mengambil Dana Tanggap Cepat khusus.
Departemen itu menyatakan Filipina telah mencatat 146.062 pasien demam berdarah sejak Januari hingga 20 Juli tahun ini, 98 persen lebih banyak daripada periode yang sama setahun sebelumnya. Disebutkan pula bahwa wabah itu telah menyebabkan 622 penderitanya meninggal.
Demam berdarah ditularkan melalui nyamuk dan penyakit ini ditemukan di berbagai negara tropis di seluruh dunia. Penderitanya dapat mengalami nyeri sendi, mual, muntah dan ruam kulit, dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan, perdarahan dan kegagalan fungsi organ tubuh dalam kasus-kasus yang sangat parah.
Departemen Kesehatan Filipina mengatakan bahwa mulai Selasa (6/8), pihaknya melakukan kampanye dengan perhatian khusus untuk menemukan dan menghancurkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk, yang merupakan tindakan utama untuk membendung penyakit demam berdarah. Badan-badan pemerintah lainnya, unit-unit pemerintah daerah, sekolah-sekolah, kantor-kantor pemerintah serta masyarakat akan bergabung dalam upaya ini, katanya.
Negara-negara lain di Asia Tenggara juga telah melaporkan peningkatan kasus demam berdarah tahun ini, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Organisasi itu mengatakan Malaysia telah melaporkan terjadinya 62.421 kasus hingga 29 Juni, termasuk 93 kematian, dibandingkan dengan 32.425 kasus dengan 53 kematian untuk periode yang sama tahun lalu. Vietnam pada periode yang sama mencatat 81.132 kasus dengan empat kematian, dibandingkan dengan 26.201 kasus dan enam kematian pada tahun 2018. [uh-lt/ab]