Film Dokumenter Perkosaan di India Diputar di AS

FILE - Siswa India memegang poster dan meneriakkan slogan-slogan dalam sebuah demo untuk meningkatkan kesadaran terhadap kekerasan berbasis gender terhadap perempuan di Mumbai, 10 December 2014.

Sebuah film dokumenter tentang perkosaan yang dilarang diputar di India diputar pertama kali di AS dan dihadiri oleh bintang-bintang film terkenal seperti Meryl Streep dan Freida Pinto.

Pemutaran film “India's Daughter” di Baruch College berlangsung pada hari Minggu dan dibuka oleh Meryl Streep yang menyalakan sekitar selusin lilin untuk mengenang mahasiswa kedokteran yang meninggal setelah diperkosa ramai-ramai di sebuah bis pada tahun 2012. Para penyelenggara mengatakan sekitar 650 orang menghadiri acara tersebut.

“Malam ini kita menyalakan lilin untuk menghormati hidup Jyoti Singh yang walaupun pendek, tapi bernilai dan penuh karya," kata Streep. “Ia adalah anak India, India's daughter. Dan malam ini dia anak kita juga.”

Dokumenter

Jyoti Singh, perempuan yang diserang ketika ia dan teman laki-lakinya naik bis di Delhi. Film dokumenter tersebut menggambarkan dengan detil bagaimana secara brutal enam orang pria memukuli temannya dan kemudian memperkosanya beramai-ramai di bis sebelum melemparkannya ke jalanan. Ia ditemukan dalam keadaan telanjang di pinggir jalan dan kemudian meninggal akibat luka-luka yang dideritanya.

Empat orang didakwa dan dijatuhi hukuman mati karena memperkosa dan membunuh.

Orang tua korban tersebut secara publik menyebutkan nama anak perempuan mereka dan mengatakan mereka ingin dunia mengetahui apa yang dialaminya.

“Film ini harus ditonton," kata Pinto, aktris India yang dikenal atas perannya dalam film “Slumdog Millionaire,” yang tidak tampil di film dokumenter tersebut. "Ini bukan dokumenter untuk mempermalukan India."

Pemutaraan perdana film ini di AS berlangsung setelah satu minggu yang penuh kontroversi di India.

Komentar pemerkosa

Kegemparan difokuskan di komentar pemerkosa yang diwawancara untuk film tersebut. Ia menyalahkan korban karena naik bis di malam hari.

“Seorang anak perempuan baik-baik tidak akan berkeliaran pada jam 9 malam hari... Anak perempuan harus mengerjakan pekerjaan rumah, dan bukannya berkeliaran di disko dan bar di malam hari melakukan hal-hal yang tidak baik, mengenakan pakaian yang tidak seharusnya," ujarnya.

Film dokumenter tersebut, yang dibuat oleh sutradara Inggris Leslee Udwin, yang juga merupakan korban pemerkosaan, seharusnya disiarkan di statiun televisi India pada hari Minggu (8/3) pada Hari Perempuan Internasional, tapi perintah pengadilan membatalkan pemutaran film dokumenter tersebut.

Pelarangan tersebut dilakukan demi menjaga keamanan publik, menurut pihak yang berwenang.

“India's Daughter” pertama kali ditayangkan di Inggris melalui stasiun televisi British Broadcasting Corporation (BBC) minggu lalu. Orang-orang di India tidak bisa menontonnya di website BBC, tapi bisa menontonnya di YouTube.

“Film ini sama sekali tidak untuk menyebarkan kekerasan dalam rangka menyelesaikan masalah. Justru, yang ingin kami sampaikan adalah mari kita melakukannya dengan cara yang manusiawi," kata Pinto pada Associated Press sebelum pemutaran film.

“Ini bukan hanya masalah India, tapi masalah yang terjadi di hampir semua negara di dunia ini,” ujarnya. “Tidak ada satu negarapun pada tahun 2015 yang bebas dari kekerasan seksual terhadap perempuan.”