Negara Nordik berpenduduk 5,5 juta orang itu, yang dikenal karena kecintaan mereka pada hutan, danau dan sauna, berada di peringkat atas studi yang menggunakan data survei dengan menanyakan pendapat warga di 156 negara seberapa bahagia diri mereka.
Studi itu juga mengukur angka harapan hidup, pendapatan dan dukungan sosial.
Negara-negara Nordik lainnya seperti Belanda, Swiss, Kanada, Selandia Baru dan Austria masuk dalam jajaran 10 besar.
Selain menunjukkan nilai yang baik dalam setiap indikator, sebagian besar negara tersebut juga cenderung memiliki masyarakat yang sangat stabil, dengan tingkat kebahagiaan yang tak banyak berubah sejak 2005.
Meskipun terjadi kekacauan politik karena Brexit, Inggris naik empat peringkat menjadi urutan ke-15.
BACA JUGA: Dilema Ibu Bekerja: Dirundung Cemas dan Rasa BersalahDi lain pihak, peringkat Amerika Serikat terus merosot dalam beberapa tahun terakhir. AS turun satu peringkat ke posisi 19.
“Laporan tahun ini membuktikan bagaimana kecanduan menyebabkan ketidakbahagiaan dan depresi di AS,” kata profesor Jeffrey Sachs, salah satu penulis laporan itu.
Indonesia di mana?
Sementara Indonesia berada di posisi 92, membaik dari tahun sebelumnya, yaitu di peringkat 96. Meskipun begitu, dua tahun lalu peringkat Indonesia jauh lebih baik, yaitu di posisi 81 negara paling bahagia di dunia.
Negara yang paling tidak bahagia adalah Sudan Selatan, yang menurut PBB sekitar 60 persen warganya menghadapi kelangkaan bahan pangan menyusul perang saudara berdarah yang telah merenggut nyawa sekitar 400.000 orang.
Negara-negara lain yang dilanda konflik seperti Yaman, Afghanistan dan Republik Afrika Tengah juga berada di bagian terbawah tabel yang menunjukkan peringkat itu.
Dirilis pada Hari Kebahagiaan Internasional yang diperingati pada 20 Maret, laporan itu memperingatkan bahwa kebahagiaan di dunia telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh penurunan berkelanjutan di India yang tahun ini menempati peringkat ke-140.
BACA JUGA: Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Bisa Turunkan Tingkat KekerasanHal ini bertepatan dengan meningkatnya perasaan negatif, “seperti kekhawatiran, kesedihan dan amarah, terutama yang terjadi di Asia dan Afrika juga tempat-tempat baru lainnya,” kata laporan tersebut.
Publikasi tahun ini juga melihat bagaimana peringkat negara-negara terkait standar dan angka kebahagiaan sejak 2005.
Dari 20 peringkat teratas, separuhnya berada di Eropa Tengah dan Timur, lima berada di Afrika sub-sahara dan tiga di daerah Amerika Latin.
Lima penurunan peringkat terbesar sejak 2005 adalah di Yaman, India, Suriah, Bostwana dan Venezuela. [er/ft]