Sekjen PBB Antonio Guterres, Selasa (25/11) kembali menyerukan perdamaian di Timur Tengah. Pada hari yang sama, menteri-menteri keamanan di Kabinet Israel bersiap melakukan pemungutan suara mengenai proposal gencatan senjata yang diperantarai Amerika Serikat, yang bertujuan untuk mengakhiri pertempuran selama lebih dari setahun melawan Hizbullah.
Ketika berbicara pada Forum Aliansi Peradaban Global PBB di Portugal, Guterres menyerukan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon. Ia mengatakan, “Ketiadaan perdamaian menyebabkan tergerusnya kepercayaan, dalam sistem multilateral, di dalam masyarakat dan terhadap satu sama lain. Membangun kembali kepercayaan merupakan tugas esensial kita dan ini membuat tugas aliansi peradaban lebih penting daripada sebelumnya. Saya melihat empat bidang penting di mana kita harus meluaskan upaya-upaya kita: di dalam komunitas, daring, di seluruh budaya dan kelembagaan.”
Para pejabat penting lain yang hadir dalam forum itu di antaranya adalah Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan. Ia berfokus pada konflik yang tengah berlangsung di Gaza dan konsekuensi-konsekuensi kemanusiaannya.
Fidan mengemukakan, “Tatanan global terpecah-pecah dan kebencian sengaja disulut. Ekstremisme, fobia terhadap orang asing dan rasisme meningkat. Genosida orang-orang Palestina oleh Israel telah memperburuk masalah-masalah ini.”
Setelah pidatonya diinterupsi oleh tepuk tangan hadirin, ia melanjutkan, “Itu menyulut peningkatan kebencian yang kian besar di antara maupun di dalam masyarakat. Kita menyaksikan protes dan jeritan masyarakat di berbagai negara. Kita tidak pernah sedekat ini dengan benturan peradaban secara nyata. Itu adalah peringatan bagi umat manusia. Semakin kita membungkam, semakin terpecah sistem internasional yang akan terjadi.”
Fidan menekankan bahwa kita tidak akan mencapai perdamaian yang langgeng secara global tanpa menyelesaikan masalah-masalah di Timur Tengah. Selama puluhan ribu orang, termasuk anak-anak yang tak berdosa, tewas di Gaza dan jutaan orang ditelantarkan dalam kelaparan, kekurangan dan kematian, maka tidak akan ada perdamaian di cakrawala, tegasnya.
Ia menambahkan,“Semua bentuk diskriminasi, termasuk Islamofobia, antisemitisme, dan setiap diskriminasi berbasis agama atau keyakinan, tidak bisa diterima sama sekali dan harus dikutuk. Setiap kita memiliki tanggung jawab individu untuk bersikap awas, menyuarakan ketidakadilan yang kita saksikan, dan mengutuk intoleransi, hasutan, pelecehan berdasarkan kepercayaan agama.”
Konferensi global PBB itu mempertemukan delegasi dari puluhan negara di Cascais, Portugal di bawah moto “Bersatu dalam Damai: Memulihkan Kepercayaan, Membentuk Kembali Masa Depan.” [uh/ab]