Fraksi Demokrat DPR AS Rancang Paket Bantuan Covid-19

Gedung Capitol usai Kongres menyepakati stimulus ekonomi triliun dolar untuk merespons dampak pandemi virus corona terhadap ekonomi AS, di Capitol Hill, Washington, 25 Maret 2020.

Fraksi Demokrat di DPR Amerika sedang mengupayakan paket stimulus untuk membantu masyarakat mengurangi imbas pandemi virus corona. Seorang anggota DPR mengatakan, Kamis (24/9), pemungutan suara untuk bantuan $2,2 triliun itu kemungkinan pekan depan.

Pada saat sama, Ketua DPR Nancy Pelosi menegaskan, ia siap berunding dengan Gedung Putih.

Pembicaraan resmi mengenai bantuan Covid-19 terhenti selama hampir tujuh minggu. Ketua Komisi Anggaran DPR Richard Neal mengatakan upaya legislatif baru berlangsung minggu ini setelah Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Jerome Powell mengatakan di Kongres bahwa anggota DPR perlu memberi tambahan dukungan bagi perekonomian yang terimbas pandemi. Ia memperkirakan pemungutan suara akan dilakukan dalam beberapa hari.

Ketua Fraksi Republik di DPR Kevin McCarthy menolak inisiatif baru itu sebagai partisan. Pelosi juga menghadapi tekanan dari anggota fraksi Demokrat yang moderat yang mengatakan mereka menginginkan usul bantuan yang bipartisan supaya berpeluang menjadi undang-undang.

Saham bereaksi positif terhadap pengumuman Kongres itu. Indeks saham S&P mencapai sesi tinggi tak lama setelah itu, sebelum kembali turun.

Pembicaraan resmi antara Pelosi, ketua fraksi Demokrat di Senat Chuck Schumer, Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows pada 7 Agustus, tidak menghasilkan kesepakatan. Sikap kedua pihak berbeda. Pelosi dan Mnuchin sejak itu berbicara melalui telepon.

Pelosi dan Schumer, yang awalnya mengupayakan paket bantuan $3,4 triliun, mengurangi jumlah itu menjadi $2,2 triliun. Neal mengatakan paket legislatif baru akan mendekati $2,2 triliun. Beberapa laporan media mengatakan, jumlahnya kemungkinan $2,4 triliun.

Belum jelas apakah Gedung Putih akan menyetujui jumlah tersebut. Meadows mengatakan, Trump bersedia menandatangani paket bantuan $1,3 triliun.

Sementara itu, Fraksi Republik di Senat, yang tidak terlibat langsung perundingan itu, awalnya mengajukan RUU $1 triliun, yang ditolak banyak anggota fraksi Republik. Mereka menilainya terlalu besar. Namun, Senat Demokrat menilainya terlalu kecil.(ka/ft)