Para pemimpin negara-negara industri Kelompok Tujuh (G7), yang bertemu secara virtual dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Selasa (11/10), berjanji bahwa mereka “akan berdiri teguh dengan Ukraina selama yang diperlukan” setelah Rusia melanjutkan rentetan serangan rudalnya ke sejumlah kota di Ukraina.
Para pemimpin G-7 mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan virtual tersebut bahwa mereka telah meyakinkan Zelenskyy bahwa mereka “tidak terpengaruh dan tetap teguh dalam komitmennya untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan Ukraina untuk menegakkan kedaulatan dan integritas teritorialnya.”
BACA JUGA: Bertemu Kepala IAEA, Putin : “Kami Siap Berdialog”Mereka menyatakan berkomitmen untuk membantu Ukraina memenuhi “kebutuhan kesiapan musim dingin” dan akan terus memberikan dukungan baik secara finansial, kemanusiaan, militer, diplomatik dan hukum kepada Kyiv.
Para pemimpin G-7 mengecam Moskow karena serangan misilnya di seluruh Ukraina dan mengatakan bahwa “serangan membabi buta terhadap penduduk sipil yang tidak bersalah merupakan kejahatan perang.”
“Kami akan meminta pertanggungjawaban Presiden (Vladimir) Putin dan pihak-pihak lain yang bertanggung jawab,” kata para pemimpin G-7. Kelompok negara-negara industri itu terdiri atas Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, Kanada, dan Jepang.
BACA JUGA: NATO akan Gelar Latihan Nuklir Terlepas dari Peringatan RusiaZelenskyy mendesak sekutu Barat untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras pada sektor energi Rusia untuk menghentikan aliran uang dari ekspor minyak dan gasnya, yang digunakan Moskow untuk mendanai perang, yang sekarang telah memasuki bulan kedelapan.
Pemimpin Ukraina itu mengatakan sanksi terkait energi yang lebih keras akan menjadi respons simetris terhadap serangan Rusia terhadap “sektor energi dan stabilitas energi negara-negara kita.” [lt/jm]