Para pemimpin G7 (Group of Seven) sudah menyelesaikan perincian terkait pinjaman untuk Kyiv senilai $50 miliar atau setara 784,75 triliun rupiah, dengan menggunakan keuntungan dari aset-aset negara milik Rusia yang dibekukan menyusul serangan negara itu ke Rusia, kata kelompok itu dalam pernyatannya, Jumat (25/10).
Para pemimpin negara-negara demokrasi kaya mengatakan "mereka sudah menghasilkan konsensus untuk memberikan" pinjaman sekitar $50 miliar, dengan target pencarian dana dimulai pada akhir tahun ini.
"Pinjaman akan dicairkan melalui berbagai saluran untuk mendukung anggaran Ukraina, bantuan militer dan rekonstruksi," kata para pemimpin G7 menambahkan.
G7 mengumumkan pinjaman itu ketika para pemimpin keuangan dunia berkumpul di Washington pekan ini untuk pertemuan yang diadakan oleh Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
Para menteri keuangan sudah "menyetujui solusi teknis yang memastikan konsistensi, koordinasi, pencairan pinjaman yang adil, dan solidaritas di antara seluruh mitra G7," demikian bunyi pernyataan itu.
“Kami tidak akan lelah dalam tekad kami untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan Ukraina agar bisa menang,” tambah para pemimpin itu.
Mereka juga menyerukan Moskow untuk mengakhiri perang dan membayar kerugian yang ditimbulkan terhadap Ukraina. [ft/pp]