G7 Peringatkan China Tidak Lakukan Militerisasi di Laut Cina Selatan

Pertemuan para pemimpin negara-negara G7 di Italia, 26 Mei 2017 (Foto: dok). Dari kiri: PM Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden AS Donald Trump, PM Italia Paolo Gentiloni, Presiden Perancis Emmanuel Macron, PM Jeang Shinzo Abe, dan PM Inggris Theresa May.

Di atas kertas, seluruh anggota tujuh negara terkaya di dunia memperingatkan bulan lalu, agar China tidak melakukan militerisasi Laut Cina Selatan yang disengketakan, di mana Beijing sedang membangun pulau-pulau kecil untuk pesawat tempur dan jaringan radar.

Tetapi para analis yakin, Jepanglah yang mendorong negara-negara Kelompok Tujuh mengeluarkan peringatan tersebut sementara Jepang bersaing dengan China untuk pengaruh politik di seluruh Asia.

G7, yang mencakup Jepang serta Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa Barat, mengutarakan keprihatinan mengenai Laut China Selatan dan Laut China Timur dalam pernyataan para pemimpin G7 dari pertemuan mereka tanggal 26-27 Mei di Italia.

G7 dengan kuat menentang setiap tindakan sepihak yang dapat meningkatkan ketegangan, kata pernyataan itu, dan “kami mendesak semua pihak agar melakukan demiliterisasi di pulau-pulau yang disengketakan itu.

China, walaupun tidak disebut dalam pernyataan itu melakukan militerisasi yang paling besar di Laut Cina Selatan yang luasnya 3,5 juta kilometer per-segi dan kaya sumber alam itu. Pekerjaan reklamasi seluas kira-kira 1.500 hektar oleh China telah memperluas pulau-pulau di Paracel dan Spratly untuk mendukung sarana angkatan laut dan angkatan udara. [gp]