G7: Peluncuran Rudal Korut Perlu Respons Global yang ‘Keras’

Foto yang dirilis KCNA Selasa (19/12) menunjukkan uji peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasongpho-18 di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara.

Negara-negara kuat dunia mengatakan pada hari Selasa (19/12) bahwa masyarakat internasional perlu memberikan tanggapan yang tegas dan terpadu terhadap pengembangan nuklir dan peluncuran rudal Korea Utara yang “gegabah.”

Para menteri luar negeri G7 mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah peluncuran rudal balistik paling kuat milik Pyongyang bahwa “tindakan gegabah Korea Utara yang berulang kali harus ditanggapi dengan respons internasional yang cepat, bersatu dan kuat, khususnya oleh Dewan Keamanan PBB.”

Korea Utara pada hari Senin melakukan uji coba rudal balistik antarbenua tercanggihnya yang berpotensi mencapai Amerika Serikat.

Korea Utara mengatakan bahwa pemimpinnya Kim Jong Un mengawasi peluncuran tersebut dan memperingatkan Washington, yang telah memperkuat hubungan dengan Korea Selatan, agar tidak membuat “keputusan yang salah.”

BACA JUGA: Korut Tembakkan Rudal ICBM Setelah Kecam Langkah-Langkah ‘Perang’

Dewan Keamanan telah mengadopsi banyak resolusi yang menyerukan Korea Utara untuk menghentikan program nuklir dan rudal balistiknya sejak pertama kali melakukan uji coba nuklir pada tahun 2006.

Namun China, mitra terdekat Korea Utara, dan Rusia – yang keduanya memegang hak veto di Dewan Keamanan – menentang pengetatan sanksi lebih lanjut.

Dalam langkah terbaru untuk meningkatkan kerja sama tiga arah, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat pada hari Selasa mengaktifkan sistem untuk berbagi data real-time mengenai peluncuran rudal Korea Utara, yang disepakati pada pertemuan puncak para pemimpin ketiga negara pada bulan Agustus.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa sekutu-sekutunya mengupayakan “implementasi penuh” resolusi Dewan Keamanan dan juga mendesak “kembalinya keterlibatan diplomatik” oleh Korea Utara, yang tidak menunjukkan minat dalam pembicaraan dengan pemerintahan Presiden AS Joe Biden. [lt/jm]

BACA JUGA: Menlu China Puji 'Dukungan Kuat' dalam Pertemuan dengan Diplomat Korut