Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, atas permintaan pribadi Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, turun tangan menangani kegagalan kesepakatan pembelian klub sepak bola Liga Premier, Newcastle United, senilai 300 juta pound atau setara dengan Rp6 triliun.
Reuters mengutip surat kabar Daily Mail, Rabu (14/4), melaporkan konsorsium yang didukung Arab Saudi gagal mengambilalih Newcastle setelah grup tersebut menolak tawaran arbitrase independen dari Liga Premier untuk memutuskan siapa yang akan memiliki klub itu.
Kelompok tersebut, yang termasuk lembaga pengelola dana investasi Arab Saudi PIF, PCP Capital Partners, dan Reuben Brothers, mengatakan tahun lalu mereka tak lagi tertarik dengan kesepakatan tersebut, yang telah tertunda oleh tes pemilik dan direktur Liga Premier.
Konsorsium itu menyalahkan lamanya proses evaluasi terkait keputusan mundur itu.
BACA JUGA: Galang Dana untuk Bayi Serbia, ‘Armband’ Ronaldo Laku $75.000Daily Mail melaporkan, Mohammed Bin Salman telah mendesak Johnson untuk "mengoreksi dan mempertimbangkan kembali" keputusan "keliru" Liga Premier, yang dituduh memblokir pengambilalihan klub.
Laporan tersebut mengatakan Johnson meminta asisten senior dan pakar Timur Tengah, Lord Eddie Lister, untuk menangani keluhan tersebut. Lister dikutip dalam laporan Daily Mail mengatakan bahwa dia akan menyelidikinya.
Seorang juru bicara pemerintah Inggris tidak dapat segera dihubungi oleh Reuters untuk memberikan komentar.
The Daily Mail mengutip juru bicara pemerintah yang mengatakan: "Meskipun kami menyambut investasi luar negeri, ini adalah masalah komersial bagi pihak-pihak terkait dan pemerintah tidak terlibat dalam hal apa pun dalam pembicaraan pengambilalihan di Newcastle United." [ah/au/ft]