Ribuan pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memadati Gelora Bung Karno di Jakarta, Sabtu (3/2). Teriakan "Ganjar Presiden, Ganjar Presiden" pun menggema di sana.
Ganjar yang datang sekitar jam 16.00 WIB dengan menggunakan sepeda motor pun disambut riuh oleh simpatisan yang berdatangan dari berbagai daerah ini.
Dalam pidatonya, mantan gubernur Jawa Tengah ini pun menyoroti kondisi demokrasi di Tanah Air, yang pada akhir-akhir ini telah mendapat peringatan keras dari berbagai elemen masyarakat.
“Budayawan sudah berbicara, wartawan sudah menyebarkan, civil society termasuk juga ilmuwan sekarang sudah keluar kampus untuk menyampaikan itu. Ini peringatan keras buat demokrasi yang ada di Indonesia,” ungkap Ganjar.
Maka dari itu, Ganjar berpesan kepada seluruh pendukungnya untuk berani bersuara, dan kawal pemilu agar dapat berjalan dengan jujur dan adil.
“Maka Bapak Ibu seluruh proses politik yang mesti kita amankan ini mari kita letakkan dalam pikiran dan hati yang sehat. Mari kita dengarkan suara si miskin.” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar menegaskan bahwa rakya tlah yang memiliki kekuasaan untuk menentukan nasib bangsa ini dalam lima tahun ke depan. Ia pun berjanji akan selalu mendengarkan suara rakyat ketika kelak dirinya terpilih menjadi orang nomor satu di republik ini.
Ia juga menekankan kepada pendukungnya untuk selalu melawan jika mendapatkan intimidasi dalam perjuangannya menjadikan Indonesia sebagai yang terbaik di masa yang akan datang.
“Kita tidak mau rakyat diperlakukan seperti ayam disiksa, dicabut bulunya dan kemudian pada saatnya dia diundang untuk dikunci perutnya dengan gula-gula. Rakyat bukan ayam. Rakyat bisa menentukan sendiri hasilnya, maka keberanian ini perlu kita dorong terus menerus. Keberanian itu perlu kita angkat, dan itu lah peran Bapak Ibu semuanya,” tegasnya.
Ganjar mengatakan, bahwa selama masa kampanye ini , dirinya dan Mahfud MD sudah berkeliling ke 315 titik di seluruh pelosok Tanah Air. Berbagai keluh kesah masyarakat seperti petani, kalangan anak muda, penyandang disabilitas dan kaum perempuan pun didengarkannya. Bahkan Ganjar pun rela ikut bermalam di pemukiman warga untuk melihat langsung kondisi masyarakat di lapangan.
“Ketika kami berkeliling di 315 tempat, mereka memberikan pesan kepada kami menuliskan di punggung kami dengan bahasa yang lugu sederhana, 'apa itu Pak Ganjar, Pak Mahfud, tolong jangan tinggalkan rakyat.'” Katanya.
BACA JUGA: Megawati Ingatkan Urgensi Menjunjung Moral dan Etika dalam Pemilu“Di tempat ini di GBK, In syaa Allah Ganjar dan Mahfud akan bersama rakyat kita akan kerahkan seluruh kekuatan daya yang kami miliki agar kemudian nasib mereka jauh lebih baik. Kami tidak akan meninggalkan rakyat, kami akan selalu bersama rakyat. Ini lah kenapa saya mengatakan tuan kami adalah rakyat, kita taat pada tuan, kita patuh pada hukum. Dan kita setia kepada rakyat. Ini lah gerakan yang kita lakukan dan kami mohon dukungan kepada Bapak Ibu sekalian,” imbuhnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Kampanye akbar Ganjar-Mahfud yang bertajuk “Konser Salam Metal 03 Menang Total” ini dihadiri oleh para petinggi partai politik dari koalisi pendukung termasuk Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, serta Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo.
Tidak ketinggalan Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Sekjen PDIP Perjuangan Hasto Kristiyanto, hingga mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun ikut datang untuk berkampanye. Bahkan Ahok pun sampai rela menanggalkan kursi komisaris PT Pertamina agar bisa mendukung Ganjar-Mahfud.
Artis dan penyanyi, serta band top Tanah Air pun ikut meramaikan konser salam metal tersebut, seperti band Kotak, Slank, Tipe-X, dan artis seperti Anang, Ashanty pun ikut berkampanye pada Sabtu (3/2) sore itu.
Pengamat politik Ujang Komaruddin mengatakan, sangat wajar mendekati 14 Februari semakin banyak dukungan-dukungan dari berbagai pihak ke semua capres dan cawapres. Menurutnya, hal tersebut menggambarkan sesuatu yang positif bahwa berbeda pilihan dalam kontestasi pilpres adalah hal yang sangat biasa.
“Ini memang sudah di last minute, sudah di akhir masa kampanye dan semuanya habis-habisan untuk bisa mendapatkan simpati dan dukungan dari masyarakat. Makanya masyarakat dalam konteks pesta demokrasi hari ini, mendukung paslon yang disukainya masing-masing. Makanya muncul berbagai dukungan dari berbagai macam lapisan masyarakat kepada semua paslon dan itu menjadi sesuatu yang bagus dan positif saja, karena demokrasi itu harus menghadirkan kompetisi yang sehat. dalam konteks dukungan yang beda itu bagian daripada demokrasi,” ungkap Ujang.
Selain itu, terkait munculnya suara dari berbagai pihak yang khawatir tentang kondisi demokrasi di Tanah Air, Ujang menganggap sebagai gerakan yang cukup positif, dan bisa menjadi sebuah pengingat bagi penyelenggara pesta demokrasi tersebut, agar bisa mewujudkan pemilu yang jujur, adil, bebas, umum, dan rahasia.
“Ini bisa menjadi pengingat atau warning. Gerakan moral untuk bangsa untuk mengingatkan misalkan pemerintah, mengingatkan penyelenggara pemilu agar menjalankan amanahnya sesuai dengan jabatannya masing-masing, untuk tidak misalkan curang dan sebagainya,” katanya.
Ia pun mengajak semua elemen masyarakat untuk mengawal jalannya pesta demokrasi tersebut, dan melaporkan apabila memang terjadi sebuah kecurangan yang menodai pesta rakyat tersebut. [gi/ah]