Penasihat ekonomi Gedung Putih pada Minggu (14/11) mengatakan bahwa pemerintah menyadari kesulitan yang dialami oleh rakyat Amerika karena naiknya harga konsumen.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional Brian Deese mengatakan Presiden Joe Biden tidak menutup kemungkinan akan memanfaatkan Cadangan Minyak Strategis AS untuk meringankan tingginya harga BBM yang dibayar pengendara di pom bensin.
BACA JUGA: Lonjakan Inflasi Mungkin Pengaruhi Pilihan Biden untuk Kepala Bank Sentral AS“Tak diragukan lagi inflasi (sedang) tinggi sekarang ini," kata Deese kepada stasiun TV NBC. "(Inflasi) berdampak pada keuangan warga Amerika." Harga konsumen AS melonjak sebanyak 6,2 persen pada Oktober. Lonjakan tersebut merupakan kenaikan terbesar sejak 1990, kata laporan Departemen Tenaga Kerja pekan lalu.
Harga bbm dan produk makanan yang lebih tinggi sangat berdampak pada konsumen. Belanja konsumen mencapai 70 persen dari perekonomian AS, yang merupakan perekonomian terbesar di dunia.
Harga BBM naik tajam dalam setahun belakangan. Pengendara kini harus membayar $3,30 per galon, $1.08 lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Harga BBM saat ini juga merupakan harga rata-rata tertinggi sejak 2014. Biaya belanja produk-produk di supermarket kini naik sebesar 5,3% dalam setahun belakangan, di mana harga daging melonjak cukup tajam.
BACA JUGA: Jasa Antaran Makanan dengan Robot Meningkat di ASDeese tidak menawarkan solusi segera untuk mengatasi harga konsumen yang tinggi, namun ia mengatakan para ekonom memperkirakan tingkat inflasi akan berkurang pada 2022.
Ia mengatakan "semua pilihan akan dipertimbangkan" untuk meredam kenaikan harga, termasuk memanfaatkan Cadangan Bensin Strategis. AS saat ini memiliki cadangan 612 juta barel minyak yang disimpan di empat gua garam di pantai Teluk Meksiko. [vm/jm]