Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, hari Senin (15/4) mengatakan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir. Namun, tambahnya, AS perlu memastikan keberlanjutan bantuan tersebut.
“Bantuan tersebut meningkat cukup drastis hanya dalam beberapa hari terakhir. Itu harus dipertahankan”, Kirby dalam wawancara dengan MSNBC.
Sekitar 100 truk telah memasuki daerah terpencil tersebut dalam 24 jam terakhir saja, sehingga jumlah total pengiriman bantuan dengan truk sejak konflik dimulai 7 Oktober lalu mencapai 2.000 truk, tambahnya.
For the first time in six months, a bakery in Gaza City has started operating with aid from the World Food Program, which provided desperately needed food parcels and wheat flour to a part of the enclave where a U.N.-backed report has warned of imminent famine
Berkat bantuan Program Pangan Dunia (WFP), untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir, sebuah toko roti di Kota Gaza telah mulai beroperasi. Selama ini WFP menyediakan paket makanan dan tepung terigu yang sangat dibutuhkan di wilayah yang menurut sebuah laporan PBB terancam kelaparan.
BACA JUGA: Pengungsi Gaza Ingin Kembali ke Rumah MerekaAbdelrahman al-Jadba, warga Gaza, mengatakan dia sangat senang karena kini dapat memberi makan anak-anaknya. Sebelumnya ia terpaksa memberi mereka roti yang terbuat dari tepung yang dicampur dengan pasir.
Awal bulan ini, Presiden Joe Biden mengancam akan mengurangi dukungan AS kepada Israel dalam perang melawan Hamas, jika tidak ada peningkatan bantuan kemanusiaan di Gaza dan langkah konkret Israel untuk melindungi para pekerja bantuan dan warga sipil di sana.
Dalam wawancara terpisah dengan CNBC, Kirby menegaskan pandangan Presiden Joe Biden dengan mengatakan, "kebijakan kami terkait Gaza dapat berubah jika tidak ada perubahan yang signifikan dari waktu ke waktu."
Langkah ini dipicu oleh serangan Israel yang menewaskan tujuh pekerja bantuan dari World Central Kitchen.
Badan-badan bantuan mengungkapkan kekhawatiran bahwa Israel belum menjamin akses yang memadai pada makanan, obat-obatan, dan pasokan kemanusiaan lainnya yang diperlukan ke daerah terpencil di Palestina . Di wilayah tersebut, warga sipil menghadapi ancaman kelaparan dan penyakit yang meluas, sementara hampir seluruh warga telah kehilangan tempat tinggal. [im/em]