Gedung Putih mengatakan, belum ada tanggal pasti untuk pertemuan antara Presiden Trump dan Deputi Jaksa Agung Rod Rosenstein, pejabat yang membawahi penyelidikan khusus ke dalam campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016.
Laporan New York Times baru-baru ini mengatakan, Rosenstein mengusulkan agar merekam secara rahasia pembicaraan Trump guna memperoleh bukti untuk mencopot dirinya dari kepresidenan. Rosenstein menerbitkan pernyataan yang secara tegas membantah tuduhan tersebut.
Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders memberitahu Fox News Sundah bahwa pertemuan antara kedua laki-laki ini bisa terjadi minggu ini tetapi bisa juga ditunda ke minggu berikutnya mengingat kemelut dengan sidang dengar calon hakim agung Brett Kavanaugh.
Rosenstein mengawasi penyelidikan independen terhadap Rusia oleh penyelidik khusus Robert Mueller, sehingga membuat dirinya jadi sasaran serangan Trump.
Trump mengeluhkan penanganan Kejaksaan Agung terhadap penyelidikan Rusia, tetapi ketegangan antara Trump dan Rosenstein tampaknya meningkat baru-baru ini setelah berita di New York Times itu baru-baru ini.
Sekutu presiden dari Partai Republik menyerukan agar Rosenstein dipanggil untuk memberi kesaksian di hadapan Kongres tentang usulannya untuk mereka secara rahasia pembicaraan Trump.
Laporan berita mengatakan Rosenstein setuju untuk bertemu secara privat dengan anggota Kongres. [jm]