Gedung Putih menolak dengan tegas kesaksian dan pernyataan Jaksa Khusus Robert Hur bahwa ia “tidak membebaskan” Presiden Joe Biden, saat bersaksi di hadapan panel khusus DPR AS di gedung kongres, pada Selasa (12/3).
Dalam kesaksiannya, Hur mengatakan bahwa penyelidikan dan hasil laporannya terkait kasus penanganan dokumen rahasia negara oleh Biden tidak bermotif politik.
Dalam kesaksian selama lebih dari empat jam di hadapan Komite Kehakiman DPR AS, Hur tetap teguh pada hasil penilaiannya yang ia tuangkan dalam laporan setebal 345 halaman, yang mempertanyakan faktor usia dan kompetensi mental Biden, tapi merekomendasikan tidak adanya tuntutan pidana terhadap presiden berusia 81 tahun itu. Laporan itu juga menyatakan bahwa Hur tidak menemukan cukup bukti untuk menyeret Biden ke meja hijau.
Setelah sidang dengar kesaksian di DPR AS selesai, juru bicara Kantor Penasihat Gedung Putih, Ian Sams, mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa “Bukti yang ada tidak mendukung pengajuan tuntutan hukum, dan semuanya sudah selesai.”
“Ketika seorang jaksa menghabiskan waktu 15 bulan untuk menyelidiki sebuah kasus hanya untuk menyimpulkan bahwa tidak ada kasus hukum di sini, dan bahwa tidak akan ada tuntutan hukum (yang diajukan), dan bahwa kasus ini ditutup, itu semua hanya menegaskan bahwa presiden tidak bersalah,” ujar Sams.
BACA JUGA: Jaksa Khusus AS: Biden Tak Seharusnya Hadapi Tuntutan Pidana soal Penanganan DokumenAnggota kongres mengubah sidang dengar kesaksian pada hari Selasa menjadi sebuah pertarungan proksi antara Presiden Biden dari Partai Demokrat melawan kandidat capres unggulan Partai Republik, Donald Trump.
Sidang itu memainkan transkrip kesaksian Biden pada musim gugur lalu yang menunjukkan bahwa dirinya bersikeras tidak pernah bermaksud menyimpan informasi rahasia setelah tidak lagi menjabat wakil presiden. Biden adalah wakil presiden dari Barack Obama pada periode 2009-2017.
Hur tetap berpegang pada laporannya yang mempertanyakan kompetensi usia dan kondisi kejiwaan Biden, tapi tidak merekomendasikan tuntutan hukum terhadapnya. Hur bersaksi bahwa ia tidak menyensor penjelasannya atau merendahkan Biden secara tidak adil.
Sidang dengar kesaksian di Kongres AS itu berlangsung ketika Biden dan Trump sama-sama berada di titik akhir sebelum menyabet nominasi calon presiden dari partai mereka masing-masing. Kedua partai dengan segera saling tuduh presiden mana yang dengan sengaja menyimpan dokumen rahasia negara setelah tidak lagi menjabat, dan presiden mana yang melakukannya secara tidak sengaja. Dan Robert Hur menjadi saksi yang menjadi sasaran amarah kedua partai – Partai Republik, karena keputusannya tidak mendakwa Biden, dan Partai Demokrat, karena pernyataannya yang dianggap merendahkan Biden. [rd/jm]