Gedung Putih pada Jumat (17/11) mengutuk dukungan Elon Musk terhadap apa yang disebutnya teori konspirasi antisemit yang "keji" di platform X. Sementara itu perusahaan-perusahaan kakap Amerika Serikat (AS) di antaranya Walt Disney Co, Warner Bros Discovery, dan induk NBCUniversal Comcast memutuskan menghentikan iklan mereka di situs media sosial Musk.
Musk pada Rabu sepakat dengan sebuah unggahan di X yang secara keliru mengklaim bahwa orang-orang Yahudi memicu kebencian terhadap orang kulit putih. Musk berpendapat pengguna yang merujuk pada teori konspirasi "Pergantian Besar” mengatakan "kebenaran yang sebenarnya."
Teori konspirasi tersebut menyatakan bahwa orang-orang Yahudi dan kelompok sayap kiri sedang merekayasa penggantian etnis dan budaya dari populasi kulit putih dengan imigran non-kulit putih yang akan menyebabkan "genosida kulit putih.”
Gedung Putih menuduh Musk melakukan "promosi kebencian antisemit dan rasis yang menjijikkan" yang "bertentangan dengan nilai-nilai inti kita sebagai orang Amerika."
"Tidak dapat diterima untuk mengulangi kebohongan yang mengerikan... satu bulan setelah hari paling mematikan bagi orang-orang Yahudi sejak Holocaust," kata juru bicara Gedung Putih Andrew Bates, merujuk pada serangan kelompok Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Selain Disney, Warner Bros Discovery dan Comcast, Lions Gate Entertainment, dan Paramount Global mengatakan pada Jumat bahwa mereka juga menghentikan sementara iklan mereka di X. Axios melaporkan bahwa Apple, perusahaan terbesar di dunia berdasarkan nilai pasar, juga menghentikan sementara iklannya.
IBM pada Kamis menghentikan iklannya di X setelah sebuah laporan menemukan iklannya ditempatkan di sebelah konten yang mempromosikan Adolf Hitler dan Partai Nazi. Media Matters mengatakan mereka menemukan bahwa iklan perusahaan IBM, Apple, Oracle dan Xfinity dari Comcast ditempatkan di samping konten antisemit.
Pengiklan telah meninggalkan situs tersebut, yang sebelumnya bernama Twitter, sejak Musk mengakuisisi pada Oktober 2022 dan mengurangi moderasi konten. Hal tersebut, menurut kelompok hak-hak sipil, mendorong ujaran kebencian di X meningkat tajam.
BACA JUGA: Penembak Massal Sinagoge di Pittsburgh Divonis Bersalah atas Pembunuhan 11 KorbanPerwakilan Musk dan X pada Jumat kembali menolak mengomentari postingannya.
“Banyak pengiklan terbesar adalah penindas terbesar terhadap hak kebebasan berpendapat Anda,” tulis Musk di X pada Jumat sambil mempromosikan platform tingkat utama yang menghapus iklan dari feed pengguna.
"Premium+ juga tidak ada iklan di timeline Anda," katanya.
“Dalam hal platform ini – X juga sangat jelas menyatakan upaya kami untuk memerangi antisemitisme dan diskriminasi. Tidak ada tempat untuk itu di mana pun di dunia – ini jelek dan salah. Titik,” kata CEO X Linda Yaccarino pada Kamis.
Antisemitisme telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir di AS dan di seluruh dunia. Setelah pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada Oktober, insiden antisemit di AS meningkat hampir 400 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, menurut Liga Anti-Pemfitnahan, organisasi nirlaba yang melawan antisemitisme. [ah/ft]