Gelombang Panas Landa India Utara

Pohon tumbang akibat hantaman Topan Amphan di Kolkata, India, 21 Mei 2020. (REUTERS / Rupak De Chowdhuri)

Sementara India bersiap menghadapi musim panas yang lebih panas daripada biasanya, banyak kota di bagian utara negara itu dilanda gelombang panas dengan temperatur yang melebihi 45 derajat Celsius, tertinggi selama puluhan tahun dan diperkirakan akan bertahan hingga Jumat.

Pada Selasa (26/5), distrik Churu di Rajashtan mencatat temperatur maksimum 50 derajat Celsius. Ravindra Sihag dari Badan Meteorologi India mengatakan, itu merupakan suhu tertinggi yang tercatat di dunia pada hari tersebut.

Temperatur di ibu kota, New Delhi, juga meningkat hingga di atas 47 derajat Celsius pekan ini. Sejumlah negara bagian mengeluarkan peringatan agar warga tidak ke luar rumah dan minum banyak air.

Topan Amphan, yang mengakibatkan kerusakan hebat di Benggala Barat dan Odisha, dua negara bagian di kawasan pantai timur India, diduga sebagai salah satu penyebab terciptanya gelombang panas itu.

Mrutyunjay Mohapatra, kepala Badan Meteorologi India, mengatakan, topan itu menyedot kelembaban di udara dan memicu angin kering panas yang kini meniup dataran-dataran utara dan tengah India.

Bulan-bulan utama musim panas, April, Mei dan Juni, biasanya luar biasa panas di India sebelum akhirnya datang musim hujan. Hujan lebat biasanya melanda India Selatan pada pekan pertama Juni, dan sisanya dalam kurun waktu satu bulan kemudian.

Pada beberapa tahun terakhir, gelombang panas mengakibatkan banyak kematian di India. Pada tahun 2015, negara itu mengalami gelombang panas terburuk sejak 1992 yang menewaskan sedikitnya 2.081 orang.

Selama serangan gelombang panas, negara berpenduduk 1,3 miliar orang itu biasanya mengalami kekurangan air parah, dengan puluhan juta warganya tidak mendapatkan suplai air yang mengalir. [ab/uh]