Gempa berkekuatan 6,1 magnitudo menyebabkan kerusakan ringan pada rumah dan bangunan lainnya di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis (2/11) pukul 04.04 WITA. Bencana itu menimbulkan kepanikan, tetapi tidak ada laporan mengenai korban jiwa.
Gempa tersebut terasa kuat di beberapa kota dan desa dan menyebabkan kepanikan, kata Daryono, kepala Pusat Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Gempa terjadi di daratan dan tidak ada risiko tsunami.
“Gempa telah menyebabkan kerusakan ringan di beberapa bangunan dan rumah,” tulis Daryono di platform media sosial X.
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan warga Kupang, kota terbesar dan ibu kota NTT, bereaksi sewaktu rumah-rumah dan bangunan berguncang tidak lama selepas subuh. Beberapa saksi mata mengatakan atap di kantor gubernur dan wali kota rusak.
Survei Geologi AS mengukur kekuatan gempa itu mencapai 6,1 magnitudo dan mengatakan gempa terjadi 36 kilometer di bawah permukaan. Pusat gempa berada 21 kilometer sebelah utara-timur laut Kupang di sisi barat Pulau Timor.
BMKG mengukur kekuatan gempa itu 6,3 magnitudo. Variasi dalam pengukuran awal gempa adalah hal yang sering terjadi.
Indonesia adalah kepulauan yang secara seismik aktif, dengan gempa, letusan gunung berapi dan tsunami kerap terjadi.
Gempa berkekuatan 5,6 magnitudo di Cianjur, Jawa Barat pada tahun lalu menewaskan sedikitnya 602 orang. Gempa tersebut adalah bencana paling banyak menelan korban sejak gempa dan tsunami 2018 di Palu yang menewaskan lebih dari 4.300 orang.
Pada tahun 2004, gempa sangat kuat di Samudra India menyebabkan tsunami yang menewaskan lebih dari 230 ribu orang di 12 negara, yang terbanyak adalah di Aceh. [uh/ab]