Mediator Israel, Hamas dan Qatar, pada Selasa (27/2), semuanya mengecilkan sinyalemen yang disampaikan oleh Presiden AS Joe Biden bahwa kesepakatan baru untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera dalam perang lima bulan Israel dengan militan Hamas dapat segera dicapai.
Hamas kini mempertimbangkan proposal, yang disetujui oleh Israel pada pembicaraan dengan mediator di Paris pekan lalu, untuk gencatan senjata yang akan menunda pertempuran selama 40 hari selama Ramadan, bulan puasa umat Islam, yang akan menjadi perpanjangan gencatan senjata pertama dalam perang tersebut.
Delegasi kedua pihak berada di Qatar minggu ini untuk berusaha membahas rinciannya. Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengatakan, “Kami belum memiliki kesepakatan akhir mengenai masalah apa pun yang menghambat pencapaian kesepakatan. Kami tetap berharap bahwa kami bisa mencapai semacam kesepakatan.”
Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa “masih ada kesenjangan besar yang harus dijembatani. Masalah utama dan terutama tentang gencatan senjata dan penarikan pasukan Israel tidak disebutkan dengan jelas, sehingga menunda pencapaian kesepakatan.”
Israel tidak mengomentari secara langsung optimisme Biden perihal gencatan senjata, namun juru bicara pemerintah Israel, Tal Heinrich, mengatakan kesepakatan apa pun masih mengharuskan Hamas untuk membatalkan “tuntutan aneh, yang tidak masuk akal, yang sulit dipahami.”
BACA JUGA: PBB Tuduh Israel Halangi Evakuasi Medis di Gaza“Kami bersedia. Namun pertanyaannya apakah Hamas bersedia,” katanya.
Situs berita Israel Ynet mengutip pejabat senior Israel yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa mereka tidak memahami “dasar optimisme [Biden].”
Biden mengatakan, pada Senin (26/2), bahwa dia berharap akan ada gencatan senjata pada tanggal 4 Maret. Dia kemudian mengatakan kepada komedian Seth Meyers dalam acara larut malamnya di televisi NBC, “Ramadan akan segera tiba [pada 10 Maret], dan sudah ada kesepakatan dari Israel bahwa mereka tidak akan terlibat dalam serangan selama Ramadan juga, untuk memberi kami waktu untuk membebaskan semua [100 atau lebih] sandera.”
Menurut salah satu sumber yang dekat dengan perundingan itu, usulan Paris tersebut akan membuat Hamas membebaskan sebagian namun tidak semua sandera yang mereka tahan, sebagai imbalan atas pembebasan ratusan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel, dan peningkatan bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina yang kelaparan di Gaza, dan penarikan mundur pasukan Israel dari sejumlah area padat penduduk di daerah kantong di sepanjang garis pantai Laut Mediterania itu. [lt/rs]