Gencatan Senjata Sudan Selatan Mulai Berlaku

Sekelompok pengungsi Sudan Selatan melarikan diri dari pertempuran baru-baru ini di Lasu, Sudan Selatan setelah melintasi perbatasan ke Republik Demokratik Kongo, dekat Aba, 23 Desember 2017.

Gencatan senjata antara partai-partai Sudan Selatan yang bertikai mulai berlaku tepat selepas Sabtu tengah malam (23/12), usaha terbaru guna mengakhiri perang yang sudah berlangsung empat tahun.

Pemerintah dan beberapa kelompok bersenjata menandatangani kesepakatan gencatan senjata hari Kamis dalam perundingan perdamaian di Addis Ababa, yang akan dimulai pukul 00:01 waktu Sudan Selatan pada 24 Desember.

Kesepakatan itu menyebutkan, semua pasukan harus "segera berhenti di lokasi mereka", menghentikan tindakan yang bisa menyebabkan konfrontasi dan membebaskan tahanan politik serta perempuan dan anak-anak yang diculik.

Riek Machar, mantan wakil presiden, yang mulai konflik dengan Presiden Salva Kiir sejak Desember 2013, memerintahkan pasukan pemberontak agar "menghentikan semua permusuhan".

Dalam pernyataan yang dirilis hari Jumat, ia mengatakan semua pasukan harus "tetap dalam pangkalan dan hanya bertindak untuk membela diri atau melawan agresi apapun".

Para pemimpin Sudan Selatan mengupayakan kemerdekaan selama puluhan tahun, tetapi begitu kemerdekaan dicapai pada tahun 2011, perebutan kekuasaan antara Kiir dan Machar menyebabkan perang saudara.

Kesepakatan damai yang ditandatangani dua tahun kemudian ambruk pada Juli 2016 dengan pecahnya pertempuran baru di ibu kota Juba, memaksa wakil presiden kala itu, Machar, mengasingkan diri. [ka]