AS: Gencatan Senjata di Suriah Tergantung Bantuan untuk Aleppo

Kehancuran di kota Aleppo bagian timur, Suriah, akibat serangan udara (9/9).

Amerika berharap Rusia menggunakan pengaruhnya pada rezim Assad "untuk memungkinkan kelancaran pengiriman itu”.

Pemerintahan Presiden AS Barack Obama memperingatkan Rusia bahwa kerjasama militer mereka di Suriah tidak akan maju kecuali bantuan kemanusiaan mulai mencapai Aleppo dan daerah-daerah lainnya yang terkepung.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri Amerika, Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, bahwa Amerika prihatin dengan penundaan berulang-ulang bantuan kemanusiaan yang tidak dapat diterima.

Ia juga menekankan bahwa Amerika berharap Rusia menggunakan pengaruhnya pada rezim Assad "untuk memungkinkan kelancaran pengiriman itu”.

Seorang juru bicara untuk Kantor urusan Kemanusiaan PBB mengatakan, 40 truk menunggu di perbatasan antara Turki dan Suriah sampai diperoleh informasi bahwa truk-truk bisa memasuki negara tersebut dengan aman.

Sementara itu, para pejabat Amerika telah menegaskan bahwa pasukan AS telah mulai bekerja dengan pasukan Turki di Suriah utara untuk menghadapi kelompok Negara Islam (ISIS).

Seorang pejabat Amerika mengatakan kepada VOA , kelompok pasukan khusus Amerika kini menyertai sejumlah pasukan Turki di daerah al-Rai, dengan harapan bisa mencapai kawasan selatan dan timur menuju kota Dabiq yang dikuasai ISIS.

Dabiq dianggap penting karena memainkan peran utama dalam keyakinan kelompok teror itu tentang hari kiamat. Tapi usaha Amerika-Turki mungkin mengalami hambatan.

Video yang dipasang Jumat (16/9) di media sosial tampaknya menunjukkan sejumlah pasukan komando Amerika terpaksa mundur dari al-Rai dan kembali ke perbatasan Turki.

Dalam video tersebut, pasukan pemberontak di al-Rai tampak meneriakkan slogan-slogan anti Amerika. [sp/isa]