Gencatan Senjata Ukraina Timur Menuju Kegagalan

Pasukan Ukraina siaga di Debaltseve, Ukraina timur (15/2).

Gencatan senjata yang telah berlaku satu hari di Ukraina timur tampaknya berada di jurang berantakan hari Senin (16/2).

Separatis pro-Rusia dan pasukan Ukraina terlibat bentrokan dengan tembakan meriam di Debaltseve, pusat jaringan kereta api dan di mana kaum separatis telah mengepung pasukan Ukraina.

Separatis menawarkan jalan keluar yang selamat kepada pasukan Ukraina dari Debaltseve, tetapi hanya kalau mereka meletakkan senjata mereka. Juru bicara militer Ukraina, Vladislav Seleznyov, mengatakan kepada Kantor Berita Reuters bahwa pihaknya menolak usul itu, sebab berdasarkan persetujuan gencatan senjata itu kota tersebut berada di dalam wilayah Ukraina.

Kedua pihak menyatakan bersedia menarik senjata berat dari garis depan di Ukraina Timur Selasa sebagaimana ditetapkan dalam gencatan senjata yang dirundingkan pekan lalu oleh para pemimpin Ukraina, Rusia, Prancis dan Jerman.

Kanselir Jerman Angela Merkel menyerukan agar gencatan senjata dihormati. Tetapi dia mengakui, keadaan masih rapuh dan bahwa hal itu memang telah diduga, mengingat Debaltseve”.

Dalam perkembangan lain, Uni Eropa menambahkan lagi 19 orang termasuk seorang deputi menteri pertahanan Rusia, dan 9 lembaga yang masuk dalam daftar sanksi terbaru menyangkut Ukraina. Mereka tidak dapat melakukan perjalanan ke dalam wilayah Uni Eropa, dan asset lembaga tadi dibekukan karena peran mereka dalam konflik itu.

Rusia menyatakan akan memberi jawaban yang setepatnya, melakukan atas sanksi tersebut. Moskow mengutuk sanksi itu sebagai “tidak konsisten dan tidak logis” karena dikeluarkan hanya beberapa hari setelah gencatan senjata yang dirundingkan.