Sebagian besar warga Swiss diproyeksikan akan mendukung RUU yang bertujuan untuk memperkenalkan langkah-langkah iklim baru untuk mengendalikan dengan ketat emisi gas rumah kaca di negara pegunungan Alpen yang kaya itu.
Proyeksi ini disampaikan GFS Bern Institute menyikapi referendum yang dilangsungkan di Swiss hari Minggu (16/8). Referendum itu didorong oleh kampanye para ilmuwan dan pencinta lingkungan untuk menyelamatkan gletser Swiss yang ikonik, yang mencair dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
Para aktivis awalnya mengusulkan langkah-langkah yang lebih ambisius, tetapi kemudian mendukung rencana pemerintah yang mengharuskan Swiss mencapai emisi “nol bersih” pada tahun 2050. Ini berarti menyisihkan lebih dari tiga miliar franc Swiss – atau sekitar 3,36 miliar dolar Amerika – untuk membantu menghentikan perusahaan-perusahaan dan pemilik rumah menggunakan bahan bakar fosil.
GFS Bern Institute memproyeksikan bahwa 58,3% pemilih akan mendukung RUU iklim itu. Margin error proyeksi itu mencapai plus minus 2%.
Partai Rakyat Swiss yang nasionalis dan menuntut diselenggarakannya pemilu mengklaim bahwa langkah-langkah itu justru akan ikut mendorong kenaikan harga listik.
Gletser Swiss mencair dengan rekor mencengangkan tahun lalu, di mana terjadi pencairan lebih dari 6% volume. Hal ini mengkhawatirkan para ilmuwan yang sebelumnya mengatakan pencarian 2% sebagai hal yang ekstrem.
Pakar-pakar seperti Matthias Huss, seorang pakar glasiologi di Institut Teknologi Swiss di Zurich, telah mengunggah foto dramatis gletser yang menyusut dan longsoran batu dari permafrost yang mencair untuk menyoroti perubahan di Pegunungan Alpen. “Mari kita bertindak selagi masih dapat mencegah yang terburuk,” cuitnya di Twitter. [em/jm]