Google Jajaki Penggunaan AI untuk Jurnalis

Logo Google dan kata-kata Kecerdasan Buatan AI terlihat dalam sebuah ilustrasi, 4 Mei 2023. (REUTERS/Dado Ruvic)

Google sedang menjajaki penggunaan alat kecerdasan buatan (AI) untuk membantu para jurnalis menulis artikel berita. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu juga sedang melakukan pembicaraan dengan sejumlah organisasi berita terkait penggunan AI yang sedang digagas tersebut, kata juru bicara perusahaan pada Rabu (19/7) malam.

Juru bicara Google tidak menyebutkan nama penerbitnya. Namun New York Times melaporkan bahwa Google melakukan pembicaraan antara lain dengan Washington Post, pemilik Wall Street Journal News Corp dan bahkan New York Times.

Alat AI tersebut dapat membantu jurnalis dalam memilih judul atau membuat gaya penulisan yang berbeda, misalnya, dengan cara yang "meningkatkan pekerjaan dan produktivitas mereka", kata juru bicara Google. Ia menekankan bahwa hal tersebut masih berupa "tahap awal dalam mengeksplorasi ide.”

BACA JUGA: Ancam Eksistensi Manusia, CEO OpenAI Imbau Badan PBB Awasi AI

“Sederhananya alat-alat ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak dapat, menggantikan peran penting yang dimiliki jurnalis dalam melaporkan, membuat, dan memeriksa fakta artikel mereka,” kata juru bicara tersebut.

Namun, beberapa eksekutif, yang enggan disebutkan namanya, mengambarkan presentasi Google mengenai AI tersebut sebagai sesuatu yang meresahkan, demikian dilaporkan oleh The New York Times. Google menyebut alat AI yang dipresentasikan tersebut sebagai "Genesis”, menurut laporan The New York Times yang mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Seorang juru bicara News Corp menolak mengomentari laporan NYT atau isu mengenai produk AI itu, tetapi mengatakan, "Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Google, dan kami menghargai komitmen jangka panjang (CEO Google) Sundar Pichai untuk jurnalisme."

BACA JUGA: Pelopor Kecerdasan Buatan Sebut Ancaman AI 'Lebih Mendesak' daripada Perubahan Iklim

NYT dan Washington Post tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Berita itu muncul beberapa hari setelah Associated Press mengatakan akan bermitra dengan pemilik ChatGPT, OpenAI, untuk mengeksplorasi penggunaan AI generatif dalam penulisan berita, sebuah kesepakatan yang dapat menjadi preseden untuk kemitraan serupa antar industri.

Beberapa outlet berita sudah menggunakan AI generatif untuk konten mereka. Namun media-media belum mengadopsi teknologi tersebut karena kekhawatiran tentang kecenderungannya untuk menghasilkan informasi yang salah secara faktual, serta tantangan dalam membedakan antara konten yang diproduksi oleh manusia dan program komputer. [ah/rs]