Google Akan Terbangkan Balon Pemancar Sinyal Internet di Indonesia

Balon "Project Loon" milik Google terbang di atas Tekapo, Selandia Baru. (Foto: Dok)

Program Google bernama "Project Loon" itu akan memancarkan sinyal-sinyal Internet kecepatan tinggi dari kelompok-kelompok balon yang mengapung di stratosfer di atas Indonesia.

Balon-balon pemancar Internet milik Google siap lepas landas ke fase berikutnya dari misi mereka untuk memberikan akses di wilayah-wilayah yang tidak terjangkau Internet.

Balon-balon itu akan mulai terbang di stratosfer di atas wilayah Indonesia tahun 2016 dalam pengembangan proyek yang diumumkan Rabu (28/10). Dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia, hanya 42 juta yang memiliki akses terhadap Internet.

Program Google bernama "Project Loon" yang berusia dua tahun itu ingin mengubah situasi tersebut dengan memancarkan sinyal-sinyal Internet kecepatan tinggi, dari ratusan balon bertenaga surya yang mengapung di ketinggian sekitar 60.000 kaki atau 18,3 kilometer di atas Bumi.

Balon-balon itu akan memberikan akses Internet lewat sinyal-sinyal frekuensi radio ke antena yang terhubung dengan bangunan-bangunan di darat. Balon-balon tersebut menggunakan algoritma untuk menemukan arah angin terbaik untuk membawa mereka.

Perusahaan induk Google, Alphabet Inc, telah bekerjasama dengan tiga perusahaan telekomunikasi Indonesia yaitu Telkomsel, XL Axiata dan Indosat, untuk proyek ini. Penandatanganan dilakukan Rabu oleh para pejabat Alphabet, termasuk salah satu pendiri Google, Sergey Grin, dan perwakilan-perwakilan dari tiga perusahaan tersebut.

Ekspansi di Indonesia menyusul pengujian ekstensif di Selandia Baru, Australia dan daerah-daerah terpencil di California dan Brazil.

Project Loon dimulai di laboratorium X Google, yang bertujuan menghasilkan proyek-proyek yang tidak konvensional seperti mobil tanpa pengemudi. Laboratorium itu sekarang dikelola oleh Alphabet Inc.

Wakil Presiden Project Loon Mike Cassidy mengatakan kemitraan dengan Indonesia menandai pertama kalinya proyek itu memancarkan sinyal-sinyal dari berbagai perusahaan-perusahaan telekomunikasi melalui satu balon, dan akan menjadi layanan terbesar sampai saat ini dan pada akhirnya akan mencapai 100 juta pengguna.

Presiden Joko Widodo seharusnya menghadiri pengumuman ini dalam perjalanannya ke Silicon Valley, yang juga akan termasuk kunjungan ke Apple, namun jadwal itu batal karena Presiden memutuskan pulang untuk menangani krisis kabut asap.

Kunjungan itu bertujuan menarik investasi teknologi ratusan juta dolar untuk Indonesia. [hd]