GoTo Grup mengatakan pada Jumat (8/12) pihaknya sedang dalam pembicaraan dengan aplikasi video pendek TikTok mengenai potensi kemitraan niaga-el (e-commerce) di Indonesia.
GoTo, perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia, mengatakan hingga saat ini belum ada kesepakatan akhir yang tercapai. Perusahaan itu juga mengatakan bahwa pembahasan dengan TikTok tidak mencakup rencana pengambilalihan atau penjualan lebih dari 50 persen sahamnya kepada pihak mana pun.
Pemerintah pada Oktober melarang belanja online di platform media sosial itu untuk melindungi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan data pengguna. Menyusul keputusan itu, TikTok harus menutup layanan e-commerce-nya, TikTok Shop. TikTok sendiri memiliki 125 juta pengguna di Indonesia.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengatakan kepada Reuters pada November bahwa TikTok telah berbicara dengan lima perusahaan termasuk GoTo, Bukalapak dan Blibli tentang kemungkinan menjalin kemitraan.
Bloomberg awal pekan ini mengatakan bahwa TikTok telah mencapai kesepakatan untuk berinvestasi di unit GoTo, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Pasar e-commerce Indonesia diperkirakan akan tumbuh sekitar 160 miliar dollar AS pada 2030 dari 62 miliar dollar pada tahun ini, menurut laporan ekonomi internet Asia Tenggara yang diterbitkan bersama oleh Google, perusahaan investasi Singapura Temasek Holdings, dan perusahaan konsultan Bain & Co. [ab/uh]