GPS untuk Perjalanan Antar Planet?

Nurses participate in a Zumba aerobic fitness program as a way of helping them to cope with working situations during the coronavirus outbreak within the Infectious Disease Unit grounds of the Kenyatta National Hospital in Nairobi, Kenya.

Banyak orang kini menggunakan alat navigasi di darat, laut dan udara yang disebut GPS, singkatan dari Global Positioning Satellites sebagai penuntun perjalanan.

Kini para pakar NASA sedang menyiapkan eksperimen untuk membuat GPS yang bisa membantu astronot dalam perjalanan mereka ke ruang angkasa yang jauh. Untuk itu mereka akan menggunakan bintang-bintang “neutron” yang juga disebut pulsar sebagai satelit yang memancarkan gelombang cahaya atau gelombang tertentu.

Peluncuran pesawat kargo antariksa Dragon belum lama ini ke stasiun antariksa internasional yang mengorbit bumi mungkin nantinya akan dikenang sebagai permulaan penggunaan sistem navigasi antar-bintang.

Selain membawa pasokan makanan dan keperluan lain bagi para astronaut yang tinggal di stasiun itu, pesawat Dragon juga membawa sebuah teleskop khusus yang disebut Neutron Star Interior Composition Explorer, disingkat NICER.

Teleskop itu akan mengamati bintang-bintang misterius yang disebut neutron, yang garis tengahnya hanya antara 15 sampai 20 km, tapi bobotnya sama dengan berat dua matahari kita. Bintang neutron itu sangat padat, sehingga kalau kita bisa mengambil bahannya sebesar kelereng, dan membawanya ke bumi, bahan itu beratnya sekitar 10 juta ton!

Zaven Arzoumanian, wakil kepala proyek NICER, mengatakan, “Tapi masalahnya, kita tidak mengetahui berapa kepadatan bintang itu, dan kita tidak tahu apa unsur-unsurnya. Kita juga tidak tahu dari bahan apa terbentuknya bintang neutron itu.”

Tapi bintang-bintang neutron itu punya sesuatu yang bisa kita manfaatkan, karena dari kutub utara dan selatannya, bintang itu memancarkan gelombang sinar-x yang kuat. Karena bintang-bintang itu berputar pada sumbunya dengan kecepatan sangat tinggi dan konstan, kita bisa “melihat” gelombang sinar-x yang dipancarkannya sebagai lampu mercusuar yang tampak berpendar dari kejauhan, kata Arzoumanian.

Karena pancaran gelombang sinar-x itu sangat stabil dan bintang-bintang itu posisinya tidak berubah dilihat dari bumi, maka bintang pulsar itu bisa berfungsi seperti satelit GPS yang mengorbit bumi, dan para pakar mungkin bisa memanfaatkannya sebagai alat navigasi di ruang angkasa.

Kalau para astronaut masa depan terbang ke planet-planet lain dan kehilangan hubungan dengan bumi, akan sangat sulit bagi mereka untuk menentukan posisi mereka di alam raya dengan pasti. Karena itu perlu alat yang mungkin disebut Galactic Positioning Satellite, yang juga disingkat GPS. [ii]