Gubernur negara bagian Hawaii David Ige mengatakan peringatan yang keliru tentang serangan rudal nuklir Sabtu pagi (13/1) menimbulkan kepanikan di seluruh pulau itu, dan ia kecewa dengan situasi itu.
Matahari baru mulai bersinar ketika beredar luas peringatan melalui jaringan radio, televisi, email dan piranti bergerak lain sekitar jam 8 pagi waktu setempat tentang ancaman rudal balistik menuju ke Hawaii. “Balistic missile threat inbound to Hawaii. Segera berlindung. Ini bukan latihan,” demikian peringatan yang segera menimbulkan kepanikan di seluruh negara pulau itu.
Warga lari ke tempat-tempat berlindung di bawah tanah, demikian pula tamu-tamu hotel yang sedang berlibur di tempat itu.
Donna McGarrity sedang berada di rumahnya di Oahu bersama putranya yang berusia 30 tahun ketika menerima peringatan itu. Mereka segera berlindung di tengah rumah dan menelepon putrinya yang berada di Vancouver “hanya untuk mengatakan saya sangat menyayanginya, kalau-kalau kami dibom,” ujarnya kepada VOA.
Kekeliruan pengumuman itu diketahui 20 menit kemudian, tetapi dibutuhkan sekitar 38 menit bagi para pejabat negara bagian itu sebelum mengeluarkan pengumuman lebih lanjut di piranti bergerak warga. Hal ini memicu kecaman luas dari para pejabat pemerintah dan media.
McGarrity – dan hampir seluruh warga di Hawaii – mengatakan ia masih sangat shock. “Kami ingin memastikan bahwa ini memang peringatan yang keliru, karena jika benar ada serangan rudal, menurut para petugas, hantamannya akan terjadi dalam 12 menit setelah peringatan dikeluarkan,” ujar McGarrity.
Gubernur Hawaii David Ige mengatakan kepada wartawan, ia “marah dan kecewa” dengan situasi itu.
“Hari ini adalah hari yang tidak akan pernah dilupakan. Hari dimana banyak warga mengira mimpi terburuk mereka akan benar-benar menjadi kenyataan, hari ketika banyak warga yang panik melakukan hal-hal jika peluncuran rudal balistik benar terjadi,” kata Ige.
Pejabat-pejabat Hawaii berulangkali mohon maaf dengan mengatakan peringatan yang keliru itu terkirim ketika seseorang menekan tombol yang salah dalam pergantian jam kerja. Mereka berjanji hal itu tidak akan terjadi lagi.
Pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh wakil juru bicara Lindsay Walters menyatakan, “Presiden (Trump) telah diberi penjelasan dengan latihan manajemen darurat di Hawaii. Ini benar-benar latihan.”
Komando Angkatan Laut Amerika di Pasifik juga mengukuhkan bahwa peringatan itu merupakan kekeliruan. “USPACOM telah mendeteksi bahwa tidak ada ancaman rudal terhadap Hawaii,” ujar Panglima USPACOM Dave Benham dalam pesan email. “Peringatan sebelumnya salah kirim. Negara bagian Hawaii telah mengirim pesan yang benar sesegera mungkin,” tambahnya.
Secara historis warga Hawaii memang memiliki trauma akan serangan mendadak Jepang terhadap Pearl Harbor pada Desember 1941 yang memicu keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia Kedua.
Dua pekan terakhir ini perang pernyataan lewat Twitter antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah ikut menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan dunia, termasuk di Hawaii. Tak heran jika peringatan hari Sabtu lalu dinilai serius dan menimbulkan kepanikan, meskipun akhirnya terbukti keliru. [em/al]